Perusahaan yang diambang kehancuran, membuat Anna terpaksa menyetujui permintaan ibunya untuk menikah dengan Eric Arshaan Shailendra, putra kedua Shailendra yang terkenal lumpuh. Menikah dengan pria yang sama sekali tidak pernah Anna lihat, di saat ada orang lain yang mengisi hatinya, tentu membuat dia sangat tersiksa. Namun, ternyata pengorbanannya tidak membuat sang ibu melihat betapa tulus rasa sayangnya sebagai seorang anak. Anna bertekad hendak pergi di hari setelah pernikahannya, tetapi sebuah pesan berisi kematian sang ayah yang dimanipulasi membuat dia mengurungkan niat. Ketika dalam pencariannya mencari sebuah kebenaran ditemui jalan buntu, sebuah fakta lain mengguncang hidupnya. Eric datang dengan kondisi yang sehat dan menawarkan bantuannya. Meski enggan menerima, Anna juga tidak menolak. Ketika dia sudah mulai bisa menerima suaminya, saat benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya, rahasia lain hadir dimana ternyata keluarga Shailendra juga memiliki hubungan dengan kematian ayahnya. Apakah Anna akan menghiraukan fakta itu dan memilih cinta dengan hidup bahagia bersama Eric? Atau dia memilih untuk membalaskan kematian sang ayah yang dirasa tidak adil? Follow My Instagram @vitafajar__ Cover by : Canva
View MoreTanpa mereka sadari bahwa sejak tadi Anna mendengarkan pembicaraan mereka. Hatinya berkecamuk saat mendengar Jessie membicarakan perihal janji yang diucapkan oleh suaminya. Anna merasa sangat kesal tetapi dia tau bahwa dirinya juga tidak berhak. Sebab itu adalah masa lalu, masa kecil sang suami yang tidak bisa dihilangkan. Lagipula, hanya kata-kata dari seorang anak kecil. Waktu berlalu bagi orang dewasa, apalagi untuk anak kecil? Anna memilih untuk berdiam diri, meskipun saat ini dia sangat kesal, lebih baik menunggu sang suami bertindak. Di sisi lain, Eric menatap Jessie tanpa ekspresi, "Aku tidak ingat." Mendengar itu, seketika membuat Jessie terluka. Dia seperti tidak memiliki nilai di mata pria itu. Padahal dulu Eric berjanji, tetapi malah mengingkarinya. "Kamu bohong! Tidak mungkin kamu melupakan janjimu padaku. Kamu pasti hanya takut istrimu marah, iya, kan?!" "Tidak. Aku tahu bagaimana Anna, dia tidak akan marah hanya karena kamu. Dia adalah istriku yang penuh percaya d
Mendengar perkataan Eric, seketika membuat hati Anna bersedih. Hal itupun tidak luput dari pandangan sang suami. Segera Eric menggenggam kedua tangannya kemudian bertanya, "Apa yang kamu pikirkan?" Anna tersenyum tipis lalu menjalankan kepala, "Tidak, aku hanya sedang memikirkan apakah mataku bisa kembali melihat seperti sebelumnya? Apakah harapan itu masih ada? Apakah memang kesembuhan itu masih bisa terjadi dalam hidupku?" Eric menghapus air mata sang istri yang langsung keluar ketika sedang berbicara. Kemudian dipeluknya Anna dengan sangat erat, memberikan rasa nyaman dan juga ketenangan. "Aku berjanji akan memberikan kesembuhan itu padamu. Sabarlah, sebentar lagi kamu akan bisa melihat lagi dengan normal," Eric berbicara dengan penuh keyakinan. Anna tahu bahwa apa yang diucapkan oleh sang suami adalah kalimat penghiburan untuknya. Sebab Dia juga tidak tahu apa yang terjadi kedepannya, tetapi dia memilih untuk percaya dengan kata-kata yang diucapkan oleh Eric. Pasti ada cara un
"Hai, Anna! Bagaimana kabarmu? Apakah kamu sudah sehat?" Jessie berbicara dengan sangat ramah, seakan tidak terjadi apapun di antara dia dengan Eric. "Baik, tapi kamu siapa?" Anna tidak bisa melihat wajah Jessie tetapi dari suaranya, dia bisa menduga bahwa di sini adalah gadis yang ceria. "Oh? Kenalkan ...," Jessie mengeluarkan tangan kemudian kembali berkata, "Aku adalah Jessie, teman kecil Kak Eric."Anna menyipitkan kedua matanya, pandangannya masih samar-samar. Meskipun tidak bisa melihat dengan jelas, dia bisa merasakan kecantikan wajah gadis di depannya. Jessie tersenyum saat melihat uluran tangannya tidak dibalas. Tetapi dia sama sekali tidak tersinggung, apa yang sudah terjadi jelas saja dia tahu. Jessie mengambil tangan Anna kemudian menjabat tangan. Tepat pada saat itu, barulah Anna menyadari bahwa gadis itu sedang menjabat tangannya. Seketika dalam hatinya dia merasa sedih dan menjadi tidak enak. "Maafkan aku, aku tidak bermaksud menganggurimu.""Tidak apa-apa. Aku sud
Daphne menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras dari suaminya. Dia menolehkan kepala dan melihat Edmund yang menatap dengan penuh kemarahan."Sayang, kenapa kamu memukulku seperti ini?" Daphne sama sekali tidak mengerti alasan dibalik sang suami melakukan hal ini padanya. Edmund menatapnya dengan jijik, kini dia menyesal karena sudah mempercayai wanita ini selama bertahun-tahun. Dirinya yang bodoh, sampai rela meninggalkan anak dan istrinya yang sangat berharga. Edmund melemparkan amplop yang diberikan pada Eric di kantor tadi ke wajah Daphne. "Sayang, ini apa?" "Jangan pernah memanggilku dengan sebutan itu lagi! Jika kamu melakukannya, akan kujahit mulutmu sampai tidak lagi bisa digunakan!" Mendengar ancaman Edmund, seketika membuat tubuh Daphne bergetar. Melihat betapa marahnya pria itu saat ini, dia pasti akan merealisasikan ancamannya. Daphne melihat amplop yang dilemparkan oleh suaminya, perlahan dia membuka dan membaca isi amplop tersebut. Seketika itu juga
Patrick memegang wajahnya yang terkenal pukulan sang ayah. Perlahan, dia mengangkat kepala dan melihat Hans dengan tetapan yang penuh dengan pertanyaan."Ayah, apa yang Ayah lakukan? Kenapa tiba-tiba memukulku?" Patrick sama sekali tidak mengerti.Hans menunjuk Patrick dengan sangat marah, wajah dan kedua matanya kini sudah memerah. Amarah dalam dirinya sudah meluap bak gunung yang memuntahkan isi perutnya. "Setelah semua yang kamu lakukan, kamu masih tidak mengetahui Hans perbuatanmu itu?" Napas Hans berubah dengan cepat, "Kenapa saya bisa memiliki anak seperti kamu?!" "Ayah, sebenarnya ada apa ini? Kenapa tiba-tiba marah sampai seperti ini?" Patrick baru saja datang ketika dia mengetahui kekacauan yang ada di perusahaan. Membuat putra kesayangannya tidak bisa menduduki kursi CEO Enchantica grup. Lalu ketika dia ingin meminta bantuan dari sang ayah, dirinya malah dipukuli tanpa tahu alasannya. "Wanita bernama Daphne ...!" Hans berteriak dengan sangat kencang, amarah yang sangat
Pandangan Hans pada Eric semakin berubah, dia mengira bisa menang melawan anak kemarin sore, tetapi tidak menyangka bahwa ternyata Eric sudah menyiapkan hal ini sebelumnya. "Saya tidak bisa melakukannya," Hans berkata dengan tegas. Clarissa adalah satu-satunya cucu perempuan yang dia miliki. Satu-satunya yang membuat keluarga Saffron menjadi lebih berwarna. Tidak mungkin dia menyakiti cucu kesayangannya. Bila kebanyakan orang menyukai cucu laki-laki, hal berbeda dialami oleh Hans. Dia lebih menyayangi Clarissa dibandingkan dengan Leo. "Kalau gitu, jangan salahkan saya!" Kini bukan hanya ponsel asisten Hans yang berdering, tetapi ponsel itu juga sama. Hans mengangkat panggilan itu dengan penuh keraguan. "Tidak seperti itu. Anda tenang saja. Saya pasti akan segera membereskannya," ucap Hans melirik Eric dengan sinis. Sementara Eric, dengan santainya dia melihat sekitar. Seperti tengah melihat sebuah drama yang menarik minatnya. Kehancuran di depan mata, Hans semakin tidak k
Ekspresi wajah Hans berubah, semenjak putrinya sudah tidak lagi menjabat sebagai CEO Gwenevieve grup, dia sudah mau lagi berurusan dengan keluarga itu. Hans merasa sangat sakit hati dengan perlakuan Cedric padanya putri dan cucunya.Sejak awalpun dia sudah menentang Cedric mengangkat Anna yang ternyata adalah anak kandungnya. Harga dirinya tercoreng, dia langsung menjauhkan diri dari mantan menantunya itu. Hans pun sudah berusaha untuk membujuk Agatha supaya mau kembali ke rumah, tetapi wanita itu menolak dengan alasan bahwa dia harus mempertahankan semua yang sejak awal menjadi miliknya dan Clarissa. Sekarang apa yang terjadi pada cucu tirinya, dia sama sekali tidak tahu sebab dia memang sudah tidak mau tahu apapun yang terjadi pada Cedric dan anaknya. Namun, Hans sangat terkejut dengan pertanyaan Eric yang tiba-tiba. Tidak pernah ada satu orangpun yang mengetahui mengenai masalah keluarganya. Hans tersenyum, dia berusaha menekan perasaannya, "Maaf, Tuan. Tapi, kenapa Anda bisa t
Setelah selesai memberikan pelajaran pada Daphne, Vania kembali ke kediaman putranya. Tepat ketika dia sampai, tiba-tiba suaminya datang. Seketika amarah Vania kembali naik sebab teringat dengan kelakuan anak tirinya."Untuk apa kamu datang? Apakah kamu senang dengan semua yang telah menimpa putramu? Itukah yang kamu inginkan? Kamu menginginkan mereka untuk berpisah, dan sekarang karena mereka masih bersama, jadi kamu merasa bahagia putramu yang lain telah membunuh calon cucuku."Edmund memejamkan kedua matanya, tangannya terkepal dengan erat, dia berusaha untuk menahan dirinya. Dengan nada suara yang rendah, "Aku tidak pernah merasa seperti yang telah kamu katakan."Vania tertawa setelah mendengarnya, kemudian tatapannya kembali menjadi tajam, "Tidak mungkin! Kamu yang meminta Anna untuk pergi meninggalkan Eric.""Memang benar bahwa aku sangat ingin mereka berpisah. Tapi itu sebelum aku mengetahui bahwa Anna sedang mengandung cucuku. Aku pun merasa marah dengan sikap Jason yang berse
Anna masih belum bisa menerima kondisinya. Setiap kali dia mau melakukan sesuatu, selalu saja sulit dilakukan. Anna tidak bisa bergerak dengan bebas dan selalu saja membutuhkan bantuan orang lain bahkan hanya untuk sekedar ke kamar mandi. Dan yang lebih membuat frustasi adalah, Anna tidak bisa lagi menyalurkan hobinya. Tidak ada yang dapat dia lakukan untuk mengalihkan perhatiannya dari semua yang sudah dia alami.Anna sudah tidak sanggup lagi dengan smeuanyang menimpanya. Dia berjalan menuju meja riasnya kemudian membuka laci dan mengambil meraba-raba beberapa benda di dalamnya hingga dia mengeluarkan sebuah gunting. "Tidak ada gunanya aku hidup," Anna berucap lirih, dia pasrah, dia akan pergi meninggalkan semua kepahitan yang dirasakannya. Anna mengangkat tangan yang memegang gunting dan seketika itu juga gerakannya tertahan."Apa yang kamu lakukan?" Mendengar suara itu, air mata Anna langsung keluar. Dia menangis dengan kencang, Eric langsung saja memeluknya erat. Eric sangat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.