Share

Penasaran

“Kenapa wajahmu begitu? Astaga … akhirnya tiba juga saat di mana aku bisa melihat wajah seorang Gatra yang lempeng mendadak penuh kerutan.” Erlan berseru tampak sangat bersyukur.

“Kalau cuma mau membuatku bertambah pusing saja, toong pergilah! Aku sedang tidak mau berbicara denganmu saat ini.”

Erlan tertawa terbahak-bahak dan kemudian menepuk pundakku. Namun, aku sama sekali tidak merasa terhibur dengan tawanya. Malahan aku semakin kesal saja dengan sikapnya itu.

“Masalah yang kemarin ya?” Erlan kemudian mengedikan bahu seolah sama sekali tidak peduli.

“Bukan!” Aku menjawab.

“Bukan? Lalu apa?” Gatra memandangku dengan cara mendongak cukup tinggi dari tempatnya duduk. Cukup lama ia melakukannya, tetapi karena aku tak kunjung menjawab kembali diturunkan pandangannya.

“Aku merasa aneh, Erlan!” Aku akhirnya menemukan kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada Erlan. Memang itu yang aku rasanya sejak bersama dengan Ayu. “Aku memaklumi semua tindakan yang dilakukan Ayu, entah itu sesuatu yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status