Share

pisah

"Vit, Ren, aku mau ngomong!" ucap Anggi serius.

"Dari tadi juga kan kamu ngomong," ucapku.

"Serius ih!" balas Anggi. Rendi tampak sudah mengganti ekspresi bercandanya dengan wajah yang serius.

"Kenapa?" tanya Rendi.

"Maaf jika aku membuat kalian shock dan bersedih jika sudah mendengar berita ini," ucapnya bikin aku penasaran.

"Udah buru, nggak usah minta maaf!" desakku

"Maaf, aku harus resign dari sini. Suamiku tak mengizinkan aku bekerja lagi," ucapnya sedih.

Aku menatap Anggi sedih dan Rendi hanya memandangnya biasa. Ya, laki-laki memang begitu, mana bisa mereka baper dan sedih di muka umum.

"Kenapa?" ucapku dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Aku hamil! Dan aku dilarang bekerja karena sekarang suamiku sudah naik jabatan, jadi keuangan kami sudah lebih baik," jawabnya menatapku pilu.

Aku memeluk Anggi dengan air mata yang tak bisa dibendung. Selama ini, dia bahkan aku anggap keluarga ketika di kantor. Setelah kepergiannya, aku pasti sangat kehilangan sosok sahabat yang menemaniku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status