Share

17. Mas Haga dan Ara Datang Ke Butik

****

“Mas Bara enggak bilang kalau dia perancang!” balasku membela diri.

“Kan, kamu bisa nanya, Bella siapa!” bentaknya menatapku tajam.

Aku mengangkat bahu, kesal sekali rasanya. Betul kata Mas Haga, laki-laki ini agak susah orangnya. Kita harus selalu sempurna di depannya. Masalh sepele begini saja dibesar-besarkan. Kan tinggal bilang sama perempuan itu, ‘maaf, ya, ternyata benar, adik aku yang nyuruh.’ Memangnya siapa dia membentk-bentak aku?

“Jadi gimana, nih? Aku bilang apa sama Bella?” tanyanya masih ketus.

“Terserah!” jawabku juga dengan ketus. Segera aku melangkah mundur, menutup pintu kamar, lau mneguncinya dari dalam.

“Indri!” laki-laki itu mengetuk.

Aku tak peduli. Enak saja dia main bentak. Biarkan saja kerja sama dnegna perancang bernama Bella itu gagal. Lagian malas juga rasanya berhubungan dengan si Bella-Bella itu. Ternyata dia kenalan Mas Bara, terdengar akrab begitu. Jangan-janagn mereka memang ada hubungan lagi, bisa saja pacarnya malah.

Huh, berurusan denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status