Share

25. Jangan Pernah Bandingkan Dirimu Dengan Indri, Ara!

*****

“Pa, kok gak dimakan rotinya?” Mama kebingungan.

“Hilang seleranya mungkin, Ma. Sama seperti aku. Aku juga tetiba eneg. Oh, iya, Indri. Kamu hari ini ke butik, kan? Kata Bela kalian ada janji hari ini, meneruskan pembicaraan kerja sama waktu itu.” Mas Bara menatapku.

“Ya, Kak Jo sudah memberitahuku,” jawabku datar.

“Kamu berangkat sendiri? Atau aku antar?” tanya Mas Barra lagi.

Mas Haga tetiba melotot kepada Mas Bara. Tatapan tidak senang itu terlihat nyata. Mas Bara sepertinya sadar makna tatapan adiknya.

“Oh, aku buru-buru, In. Kamu nyetir sendiri aja, ya! Ini pakai mobil yang ini!” Mas Bara menyodorkan kunci mobil. Kunci bekas mobil Mas Haga. Ragu, aku meraihnya.

“Lho, terus aku yang mau bawa mobil Mas Haga, gimana, Mas?” Ara protes.

“Kalau memang kamu mau keluar rumah juga, silahkan pesan taksi, ok! Atau naik angkot juga bisa. Banyak kok, angkot lewat di depan sana!” Mas Bara bangkit.

“Bara berangkat, Ma!” pamitnya pada Ibunya. Lalu berjalan pergi.

“Hati-hati!” Mama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status