Share

32. Ternyata Ini Jebakan Ara dan Bella

===

“Bagaimana In? Kamu lihat haga sebentar, ya?” tanya Mama begitu Ara berlalu.

“Saya sebenarnya enggan ke kamar mereka, Ma,” jawabku tetap menjaga nada suara. Khawatir dianggap tidak sopan oleh Mama.

“Mama temani, ayo!” usulnya.

“Bentar, Ma.”

Aku segera merapikan diri. Meraih jilbab panjang, mengenakannya di kepala, dan mematut diri di depan cermin rias.

Mas Haga bukan suamiku lagi. Dia adalah orang lain sekarang, meski janin di perutku ini adalah darah dagingnya. Maka aku harus menutup aurat serapat mungkin bila di hadapannya, meskipun kami tinggal di bawah atap yang sama.

“Yuk, Ma!” ajakku kemudian.

“Ya, Sayang! Kamu cantik sekali!” Mama menatapku kagum.

“Ah, Mama. Seperti baru pertama bertemu Indri saja!” Aku tersipu, berjalan sambil memegang lengan wanita paruh baya itu.

“Semoga cucu mama juga sama cantiknya seperti kamu, ya, sayang!” doanya sambil berjalan menuju kamar Mas Haga.

“Aamiin,” timpalku mengamini.

Kamar Mas Haga berada di kamar tamu. Mama yang menempatkan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status