Share

36. Calon Bayiku Perempuan

====

Dokter itu sudah mengakhiri percakapanya dengan papa mertuaku.Tetapi dia saja masih sibuk mengutak atik ponselnya. Padahal aku masih menunggu di hadapannya. Kalau saja dia bukan dokter pilihan keluarga Wijaya, sudah kuprotes kinerjanya yang sangat mengecewakanku ini.

“Ok, Bu Indri. Sudah Beres,” ucapnya seraya mengulas senyum.

Aku terpaksa balas tersenyum, meski kesal di dada.

“Bu Indri memang menantu idaman, menantu kesayangan keluarga Wijaya,” pjinya tiba-tiba.

“Maksud Doker?” Aku melongo.

“Ya, keluarga mertua Ibu, begitu menyanyangi Bi Indri. Saya bangga sekali di percaya oleh keluarga nomor satu di kota ini, untuk merawat dan memantau kondisi kehamilan Bu Indri.”

“Terima kasih. Dok, saya juga bangga menjadi pasien Dokter. Bagaimana resep Vitaminnya? Udah boleh saya bawa pulang?” tanyaku tetap sopan.

“Ini, Bu Indri. Tapi sepertinya Ibu tidak usah bawa pulang, resep ini ,” ucap Dokter itu kembali membuatku melongo.

“Lho, maksud Dokter? Saya sedari tadi menunggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status