Share

35. Aku Harus Pergi

****

“Betah, lho, Pak. Semewah-mewahnya tinggal di rumah orang, pasti akan lebih enak dan nyaman tinggal di rumah sendiri. Meskipun kecil dan sederhana. Tapi Indri merasa tenang. Tak ada intrik dan kemunafikan di dalamnya.”

“Lho, rumah mewah itu kan, milik kamu, Nduk? Sudah dialih nama dengan nama kamu, kan?”

“Dialih nama doang, Pak. Tapi buktinya mereka tetap bertahan. Indri juga enggak mau berharap. Bia raja, deh, Pak. Indri mau tinggalkan rumah itu, biar bsa hidup tenang dan nyaman.”

“Baiklah, Bapak dan Ibu nanti akan datang. Tetapi, kalau misalnya mertuamu melarang kamu pergi bagaimana, Nduk?"

“Bapak pinter-pinterlah ngomongnya, pak! Beri pengertian buat mereka!”

“Baiklah, semoga berjalan lancar, ya, Nak, ya! Sekarang kamu di mana ini?”

“Mau ke dokter kandungan, Pak. Mau cek up.”

“Sama siapa, Nduk?”

“Indri sehat, Pak. Jadi, gak masalah meskipun sendiri.”

“Kamu sendiri, Sayang?” Kudengar suara Bapak berubah serak. Pasti dia merasa pilu karena putrinya sendirian. Padahal aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status