Share

41. Dilarang Pergi

****

“Maaf, Mbak. Kami baru saja berkabung. Tidak pantas rasanya membicarakan pernikahan sekarang. Apalagi masalah naik ranjang sepeti yang kalian inginkan.” Mama telihat gusar.

“Ya, tidak sekarang, Mbak. Nantilah. Kalau udah minimal empat puluh harinya Haga. Sekarang kita masih berkabung semua, bukan hanya keluarga Mbak, lho. Kami juga merasa sangat kehilangan menantu.”

“Baiklah, tidak usah membicarakan itu lagi! Kalau memang Ara mau tinggal di sini, silahkan.” Papa mertuaku memutuskan.

Semua terdiam. Mas Bara berangsur tenang, meski wajahnya masih merah padam. Wajah Ara tampak terang. Apa isi kepalanya itu, coba. Dia selama ini sangat kompak dengan Bella untuk menyingkirkan aku. Sekarang dia tega mau bersaing dengan Bella. Berebut ranjang! Dasar perempuan gila!

“Kalau begitu, mungkin kami sudah bisa membicarakan mengenai Indri, Pak Wijaya?” Bapak akhirnya memulai pembicaraan tentang aku. Aku berdebar.

“Tentang Indri?” Ada apa dengan Indri, Pak Wahyu?” Kedua mertuaku terpera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gupta Pitra Pramesti
ibuynya haga jg aneh dlu pas ara sdh ditalak haga malah g boleh srh mkir ulang akhirnya g jd talak...skrng mnta dinikahi bara ..klo bara dan kel nys setuju kok bodoh bgt...hrusnya diusir dr rumah..haga jg dah mati. ..hrusnya diusir ...g ada hak harta haga. ..wong msh pnya ortu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status