Share

27. Ancaman Bella

****

“Kamu gak apa-apa, In?” Mama menghampiriku, memijit tengkukku dengan lembut.

“Udah, Ma!” ucapku seraya membersihkan mulut dan wajahku.

“Jadi kamu ke butik kalau lemas begini?” tanay Mama lagi.

“Jadi, Ma. Udah janji sama Bella. Saya ke kamar dulu, nanti langsung berangkat, ya, Ma!” izinku sambil berjalan menuju kamarku.

Sempat kulihat tatapan Mas Haga. Sorot matanya begitu sendu, saat bersetatap denganku. Mungkin dia merasakan sesuatu, yang jelas janin di dalam perutku ini, adalah benihnya. Kuyakin ada ikatan batin di antara mereka. Namun, aku berusaha mengurainya. Tak akan pernah ada tempat bagi laki-laki itu, di sini, di hati ini, meski hanya di sudut terluarnya.

***

“Indri! Kamu udah datang?” Kak Jo berdiri menyabutku, saat aku memasuki ruang kantor di butik itu.

Aku mengangguk, lalu melemparkan senyum seramah mungkin pada Bella yang juga sudah menunggu.

“Kamu telat!” protesnya ketus.

“Maaf, Bel. Ada masalah dikit tadi di rumah,” ucapku dengan nada menyesal.

“Masalah apa?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status