Share

Bab 62

Setelah berada di mobil, mulai kutanyakan satu per satu mengenai sikap aneh Bu Dar padaku. "Bu Dar tadi kenapa sih ngeliatin aku kayak gitu?"

Dewa langsung memasang wajah heran sebelum menyalakan mesin mobil. "Aneh gimana?"

"Sinis banget. Kayak gak suka gitu sama aku."

"Perasaanmu aja kali. Gak usah diambil hati orang-orang kayak gitu. Kamu sendiri nanti yang pusing mikirnya," jawab Dewa menenangkan.

Aku sejak terdiam. Ada benarnya juga apa yang dikatakan. Namun, sebagai manusia normal, aku juga ada perasaan tak enak.

"Atau mungkin dia merasa tersaingi dengan kecantikanmu," lanjut Dewa diikuti kekehan.

Aku pun ikut terkekeh. "Ah, ada-ada aja."

Kemudian, Dewa melajukan mobil membelah jalanan. Selama perjalanan, segera kusimpan nomor telepon mencurigakan itu di ponselku. Seketika muncul ide untuk menghubungi nomor tersebut. Mumpung ada waktu, pikirku.

Setelah itu, segera kukirimi pesan. Aku sengaja menggunakan pesan biasa, bukan aplikasi WhatsApp agar nomor tersebut tak bisa menemukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status