Share

Anak Kembar Milik Aktor Tampan
Anak Kembar Milik Aktor Tampan
Penulis: Vicka Villya

1. Salah Paham

“Apa-apaan ini Tuan El–”

Air mata Andrea tumpah membasahi pipinya. Ia tidak tahu apa kesalahannya hingga mendapat perlakuan sekejam ini.

Tadinya, Andrea hanya ingin mewawancarai seorang aktor untuk sebuah artikel dari majalah tempat dirinya magang saat ini.

Elov Graff, aktor tampan yang sudah mendulang begitu banyak piagam penghargaan selama hampir lima tahun berkarier di industri perfilman ini, yang akan menjadi narasumbernya.

Ketika Elov muncul di kamar hotel tempat mereka janjian untuk bertemu, Andrea sempat terpesona. Meskipun sang aktor hanya mengenakan kaos oblong putih dibalut dengan blazer hitam serta celana jeans hitam, pria itu tetap terlihat maskulin.

Dia memang sangat tampan dan mapan, hanya melihat ia berjalan saja dunia para wanita yang ada di sekitarnya seakan berhenti berputar.

Namun, pikiran Andrea tentang Elov berubah total ketika pria itu justru tiba-tiba menamparnya.

“Sakit? Itu belum seberapa dibandingkan perbuatan kamu padaku! Aku tidak menyangka saking inginnya kamu memanjat ranjangku dan menjadi kekasihku kamu nekat menyebar fitnah di sosial media.” Elov membuang napas pendek dan menyeringai dengan suara pelan, “Dasar murahan!”

Andrea kini tahu, Elov salah paham padanya. Ia sudah mendengar berita itu, ia sendiri sangat tidak terima karena sedikit banyak postingan di sosial media itu mempengaruhi karier Elov. 

“Anda salah paham, Tuan. Saya –”

“Diam, Wanita Jalang!” umpat Elov.

Andrea gemetar, saat ini wajah Elov seakan siap membinasakannya. Akankah ia berakhir di sini? Ia hanya seorang mahasiswi yang sedang magang di sebuah perusahaan penerbitan dan ditugaskan membuat artikel tentang selebriti papan atas untuk mendapatkan nilai A sebelum masa magangnya berakhir.

Elov memegangi kepalanya. Sebenarnya sebelum datang ke hotel tadi sore ia sempat menghabiskan beberapa botol wine. Bukan sebuah kebiasaan, hanya saja ada masalah yang lebih besar dari postingan di sosial media itu melandanya. Alhasil minuman beralkohol itu menjadi pelampiasan.

Begitu banyak amarah yang bercampur dengan rasa pusing dari minuman itu membuat pandangan Elov mengabur. Ia meringis memegangi kepalanya.

Andrea yang melihat itu langsung panik namun lega dalam waktu yang bersamaan, karena dengan begitu, Andrea bisa pergi dari kamar hotel ini.

“Tuan, apa Anda sedang sakit? Kalau begitu, kita tunda saja wawancaranya. Aku permisi dulu,” ucap Andrea, cepat-cepat ia beranjak dari sana. 

Namun, tangannya lebihi dulu dicekal Elov lalu lelaki itu menghempaskannya ke sofa. Andrea meringis, ia kembali menangis saat melihat Elov memegangi kepalanya sambil mengerang kesakitan. 

“Jangan pikir kamu bisa lari semudah itu sebelum aku membalas semua perbuatanmu!” desis Elov.

Elov menatap wanita di hadapannya. Dalam pandangan buramnya, Elov meyakini wanita di hadapannya ini adalah Celine, kekasihnya. Ia mengusap kedua matanya berharap ia hanya berhalusinasi, tetapi ia kembali menemukan Celine di sana.

Elov menjauhkan tangan dari kepalanya. Namun, alkohol benar-benar telah menguasainya dan melihat kekasihnya ada di sana membuat gejolak dari dalam dirinya meningkat.

“Jalang sialan! Aku akan membuatmu membayar semua pengkhianatan ini!” umpat Elov.

Andrea ketakutan saat Elov terus memaksa menciumnya bahkan menyentuh setiap inci tubuhnya. Ia berusaha melawan tetapi tenaganya terlalu lemah untuk membebaskan diri dari kungkungan Elov. 

“Tolong, jangan, Tuan. Saya mohon jangan perlakukan saya seperti ini. Saya tidak melakukan kesalahan apa pun. Jika Anda merasa saya mengganggu Anda dengan wawancara ini maka saya akan pamit pulang. Saya juga tidak akan mengatakan apa pun pada siapa pun –”

Satu tamparan kembali mendarat di pipi Andrea. Elov tidak peduli dengan ucapan gadis malang itu, yang ia tahu ia harus menuntaskan segalanya, demi membalas dendam dan melampiaskan amarahnya.

Pakaian Andrea telah berhasil ditanggalkan secara paksa. Keduanya bahkan sudah berada di atas ranjang dengan Elov yang sudah menindihnya. 

Teriakan Andrea yang terdengar begitu kesakitan menggema di kamar hotel itu.

Elov sempat menghentikan apa yang ia lakukan pada Andrea selama sesaat. Teriakan wanita itu membuatnya dilema, tetapi ia tidak peduli. Elov meneruskan kembali keinginannya.

Elov masih sempat mendengar suara lirih yang memintanya untuk berhenti meski tak dipungkiri gadis di bawah kungkungannya ini mendesah menikmati setiap sentuhan yang ia berikan. Namun melihat gadis yang ia gagahi ini adalah kekasihnya yang berkhianat, Elov tidak peduli.

Hingga setengah jam berlalu, Elov terkapar dan langsung tertidur di samping Andrea. Gadis malang yang tak lagi gadis itu menangis dan berusaha turun dari ranjang lalu memakai pakaiannya yang tak layak pakai. Ia terpaksa mencuri blazer Elov untuk menutupi tubuhnya.

Dengan keadaan menyedihkan ia berjalan tertatih keluar dari kamar sambil sesekali merintih kesakitan terutama pada area kewanitaannya. Ia bahkan menebalkan muka saat orang-orang yang berlalu-lalang di hotel mulai menggunjingnya sebab pakaian yang ia kenakan kini benar-benar mirip seperti jalang yang baru saja digarap habis oleh pria yang menyewanya.

‘Aku tidak berharga lagi,’ isak Andrea dalam hati.

***

Elov memegangi kepalanya yang terasa pusing, ia terpaksa membuka matanya karena asistennya terus saja mengguncang tubuhnya dengan keras.

“Ada apa, Finn?” tanya Elov dengan suara serak.

“Ada apa? Apa yang Anda lakukan, Tuan? Siapa yang baru saja Anda perkosa?” pekik Finn yang sedari tadi tak sabar ingin memarahi Elov.

Lelaki itu belum sadar sepenuhnya namun karena pekikan Finn ia pun terperanjat. “Perkosa?” ulangnya, kemudian ia melihat tubuhnya dan juga menyibak selimut, memperlihatkan noda darah di tempat tidurnya. “Oh, sial!”

Walaupun masih marah, Finn tetap membantu Elov mengenakan pakaiannya. Elov sedang mengingat peristiwa beberapa jam sebelumnya. Ia kemudian menatap Finn sambil menyeringai.

Samar-samar diingatan Elov mulai terbayang adegan semalam, bagaimana ia merudapaksa seorang gadis. Terlihat sorot penuh kepuasan dari manik biru didominasi abu-abu itu.

“Aku sudah memberikan pelajaran pada wanita yang sudah merusak reputasiku. Juga pada Celine yang sudah mengkhianatiku,” ucap Elov dengan bangga.

Finn yang mendengarnya justru terkejut. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. 

“Apa yang Anda katakan?” Kembali Finn memekik. “Wanita mana? Apa Anda sedang mabuk? Saya belum membawa wanita itu karena dia tadi berusaha kabur dan melompat dari mobil hingga tubuhnya luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan Celine, dia bahkan sedang melakukan pemotretan di luar kota. Oh astaga!”

Elov menaikkan satu alisnya. Meski samar-samar ia ingat jika semalam yang ada di kamar ini adalah wanita yang sudah merusak reputasinya lalu tak lama kemudian berganti dengan kehadiran Celine. Mengingat itu kepala Elov kembali terasa pusing. 

Finn membuang napas pendek. “Hancur sudah. Jika wanita semalam membeberkan masalah ini pada awak media maka karier Anda akan semakin hancur. Sekali lagi aku katakan, dia bukan wanita yang Anda maksud juga bukan Celine kekasih Anda. Jika dia Celine, tentu saja saat ini dia masih berada di sini, bukan?”

Elov jelas terbelalak kaget. Membenarkan apa yang baru saja Finn katakan. 

Kalau begitu, siapa wanita yang ia tiduri semalam?

“Cari wanita itu. Dia pasti berada di sekitar sini. Periksa CCTV dan segera temukan dia.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status