Share

74. Pesan Misterius

Jakarta, 15 April 2018

“Belum puas kamu bermain-main, Ra?!” Bram menggeram sambil mencekal pergelangan tangan Andra dan menariknya. Tubuh mungil gadis itu sontak berbalik ke arahnya. Nyaris menabrak tubuhnya yang berdiri kokoh menjulang. “Belum cukup apa yang sudah aku lakukan selama ini? Belum cukup aku menemui ayahmu? Apa lagi yang kamu mau?!”

Bram sudah penat. Kepalanya terasa penuh. Amarah perlahan mulai mengisi rongga dadanya. Jantungnya memompa lebih cepat hingga napasnya memburu. Rasanya Bram tidak sanggup lagi berpikir jernih. Kesabarannya sudah hampir menyentuh titik terendah.

Angin malam yang membelai kulitnya seakan tak sanggup menyejukkan pikiran dan hatinya. Bram tidak tahu harus berbuat apa lagi. Seluruh upaya yang sudah dikerahkannya seolah-olah dimentahkan oleh Andra. Hanya karena rasa cemburu gadis itu yang menurutnya tidak beralasan.

Selama ini lelaki itu semampunya menjaga jarak dengan Imel. Menghindari setiap urusan yang menjurus ke ranah pribadi dengan perempua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kharem Nisya
hadeh prahara lagi...coba sama" jujur.. Bram jujur awal mereka bertemu..dan Amara jujur dg kegelisahan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status