Share

Keping 23a

Mataku menyipit menatap rumah sebesar ini. Pasti pemiliknya bukan orang sembarangan, aku menatap dari balik kaca gelap van yang sudah ditutup kembali oleh Bang Napi. Ia seperti menyiapkan diri sebaik mungkin.

Aku mengernyitkan dahi, kembali berpikir. Apa rumah ini peninggalan masa-masa di era colonial?

Arsitekturnya menunjukkan hal tersebut. Deretan tiang dengan lapisan marmer di sekeliling rumah. Halaman yang luas, penuh dengan taman-taman hijau yang terawat. Jalan pribadi dengan tatakan batu kali yang rapat dan tampak terawat. Hutan-hutan buatan sebelum mencapai villa.

Mobil van kami berhenti di depan rumah kuno namun menawan tersebut. Serta merta, aku turun dengan hati berdebar. Di sampingku, Bang Napi cengar cengir, dan tersenyum lega. Dia agak gugup, tapi bisa mengatasinya dengan baik.

Seseorang—mungkin kepala pelyan tempat ini keluar dari dalam rumah. Aku takjub masih ada orang atau mungkin keluarga yang mempekerjakan abdi dalem di dunia yang begitu modern. Eh, apa dia ini abdi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status