Share

Keping 25a

Aku terbangun.

Rasanya masih gelap dan samar-samar. Ruangan masih seperti berputar, aku ingin duduk tapi terhuyung-huyung. Lidahku seperti terbelit di mulut. Aku ingin bersuara, tapi rasanya begitu pahit.

"Kau bangun lagi," Biru mendekat seperti bayangan dalam kegelapan, sebentuk wajah yang akrab di dalam lift, di dalam resto, dan di dalam kantornya yang megah dan mewah. Betul-betul bukan kelasku.

Aku menyipitkan mata, masih bingung apakah ini mimpi ataukah bukan? Ia duduk di sebelahku. Bajunya masih kaos kasual yang tidak jelas warnanya, masih tampak memburam dan aneh. Kaos itu lengket di tubuhnya, sehingga aku bisa dengan jelas dan samar melihat otot dada dan perutnya.

Ada apa dengan otakku ini, heh?

"Aku kedinginan," tanganku meraba hijabku yang tampak miring dan awut-awutan, "apa Bapak melihat rambutku?" aku mendelik, tapi bahuku terasa kuyu.

"Kamu masih demam, harusnya minum air dan obat," ia memberikan segelas air. Aku menerimanya, tanganku gemetar. Setelah menelan pil, rasanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status