Share

Keping 25b

"Saya nggak pernah lihat Bapak pakai kaus begini."

"Iya, kau sudah bilang kemarin."

"Krem, putih, biru garis-garis, biru muda, biru tua, hijau telur asin, hitam," aku menghitung dengan memberi isyarat jariku. Terasa melayang jauh.

"Kenapa kau ini?" ia bertanya, senyumnya semakin lebar.

"Itu warna kemeja Bapak, dalam seminggu. Ada jadwalnya," aku mengoceh semakin aneh. Seperti lepas, tak terkendali. Ada apa aku ini?

"Iya, aku mengaturnya. Lajang yang tidak diurus siapapun."

"Seharusnya kemeja Bapak bisa lebih variative, agar tidak tertebak olehku."

"Kenapa?" ia bertanya seolah aku ini balita, dan dia pengasuhnya.

Kenapa wajah dan bajuku berantakan? Pasti aku sangat jelek di matanya. Gadis sakit yang menjengkelkan dan cerewet. Seharusnya, aku memakai gaun yang anggun, senada dengan ruangan klasik ini. Itu akan terasa dramatis seperti rumah ini. Istana di atas gunung.

"Agar lebih misterius." Aku menyahut, semakin melantur.

"Kau masih mengigau."

"Saya haus Pak."

Ia memberikan segelas air
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status