Share

74. Filipina

"Ini tiket ke Filipina, aku dengar asal ibumu dari sana. Jadi, kau tidak ada keterbatasan dalam berbahasa jika tinggal disana." Haru mendorong tiket pesawat di atas meja itu ke arah Rania yang duduk di depannya.

Wanita itu hanya menatap bagaimana kertas tiket itu telah sampai di hadapannya. Ingin menolak, tapi tak punya kuasa. "P-pak-"

"Aku hanya ingin tidak melihatmu ada disini, itu saja. Kau mengingatkanku akan Dirta dan Raihan waktu itu."

Rania meremas pinggiran bajunya dengan kuat. "Itu jantung ibuku, setidaknya biarkan aku berada di dekat Mas Raihan."

"Maaf, aku minta maaf ...." Haru menatap ke arah lain, selain benci dia juga merasa bersalah. Saking bersalahnya, dia semakin tidak ingin melihat Rania.

Rania menghapus jejak air matanya dengan sedikit kasar, dia tidak terima diperlakukan seperti ini. "Kenapa Tuan jahat sekali padaku. Ayah dan ibuku bahkan mati demi menyelamatkan anak kalian. Apa masih kurang? Apa ingin melihat aku mati juga? Huh? Dimana hati nuranimu, Tuan?

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status