Share

24. Menaklukan Ginanjar

Sore harinya, aku mulai menjalankan ide yang Mbok Narti perintahkan. Kubuka salah satu laci tempat Ginanjar menyimpan pengamannya selama ini. Masih ada beberapa bungkus. Aku buang benda tersebut jauh-jauh di tong sampah depan rumah.

Kemudian pada malam harinya, aku memakai gaun tidur yang cukup mengundang. Ini sungguh tidak nyaman. Namun, demi tercapainya misi aku harus kuat menjalani.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Belum ada tanda-tanda Ginanjar akan datang. Biasanya aku sudah tidur dulu sebelum dia pulang. Dan kali ini aku harus kuat menahan kantuk.

Kutunggu kepulangan Ginanjar dengan menyisir rambut di di depan cermin rias. Tidak lama terdengar bunyi pintu berderit. Ginanjar datang.

"Belum tidur?" Dia menyapa datar.

Saat menoleh, matanya tampak menatapku heran. Aku melempar senyum manis untuknya. Perlahan bangkit untuk mendekat.

"Mau makan atau mandi?" tawarku lembut sembari melepas jaket kulitnya.

"Sudah semuanya." Anjar menyahut singkat. Dia membuka lemari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status