Share

29. Menjenguk Bunga

EHEM-EHEM

Dehamanku membuat Galang menoleh. Pemuda itu terlihat salah tingkah.

"Ya udah nanti aku hubungi lagi," kata anak itu di telepon.

[ ... ]

Karena Galang tidak menyalakan loud speaker ponselnya, tentu aku tidak dapat mendengar suara dari seberang.

"Iya, nanti." Sekali lagi Galang terdengar berjanji. "Iyaaa ...." Galang kembali mendengarkan si penelepon. Sesekali dia tersenyum tipis padaku. "Bye!" Anak itu memutuskan sambungan teleponnya, lantas memasukkan benda pipih tersebut ke saku celananya.

"Ada apa, Bu?" tanya Galang menghadap ke cermin besar.

"Enggak, kebetulan lewat. Lihat kamu telepon dan rapi, memang mau pergi ke mana?" selidikku lembut.

"Ada mau ketemu teman, Bu." Galang terlihat tersipu. Anak itu menatap tatanan rambutnya, "biasanya Sabtu sore ibu nengok Bunga. Hari ini juga kan?"

"Hari ini ibu mau ajak Gading."

"Memang Mas Gading mau?"

"Harus mau. Mosok sudah dua bulan nikah masih belum bisa menerima Bunga. Nona saja ibu lihat sudah muv-muv ...." Aku terdiam sejenak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status