Share

Bab 97

"Saya minta maaf, Mbak. Tolong saya, izinkan saya bertemu Bang Aldo. Saya sudah cari ke rumah kalian, tapi katanya rumah itu sudah dijual. Makanya saya ke sini," ujar Indri lagi dengan linangan air mata. Posisinya masih berlutut di kakiku.

"Berdiri, aku bilang berdiri," tegasku pada Indri. Perempuan muda yang katanya sedang mengandung anak Aldo itu menuruti kata-kataku. Kini kami sudah saling bersitatap.

"Kau mau tau dimana Aldo sekarang?" tanyaku lagi dengan penuh penekanan. Aku menatap nyalang mata Indri. Tatapannya penuh harap, tampaknya dia sangat ingin bertemu dengan lelaki si*lan itu.

"Iya, Mbak. Aku harus ketemu, Bang Aldo. Aku ingin minta pertanggung jawabannya. Aku malu kalau sampai pulang kampung dalam keadaan hamil tanpa suami. Mau ditaruh dimana mukaku. Tolong aku, Mbak. Aku rela jadi yang kedua," ujarnya sangat-sangat memelas.

"Hahahha. Hamil tanpa suami? Itu salahmu sendiri. Kamu kan yang mau ditiduri sama si Aldo? Tanggung sendiri akibatnya. Kamu tau? Aldo sekarang dita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status