Share

189. Sepeninggal Bapak bagian A.

Sepeninggal Bapak.

Sirine mobil jenazah begitu meraung-raung di waktu menjelang subuh, sama kerasnya dengan raungan dalam hatiku yang kehilangan sosok mertua yang baik.

——RatuNna——

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku bertanya dalam hatiku sendiri, kenapa bapak harus pergi secepat itu. Akh, Bukankah jodoh, kematian dan rezeki adalah rahasia Allah? Lantas kenapa aku harus meratap seperti ini. Kuusap kain penutup tubuh bapak yang telah kaku. Begitu berat rasanya menerima dengan lapang kenyataan ini.

"Mala ikhlas, Pak! Bapak yang tenang. Semoga amal ibadah dan kebaikan, Bapak selama ini jadi penerang di alam kubur. Doakan juga Mala agar selalu sabar menghadapi ujian rumah tangga kami!" Aku menarik nafas dalam dan mengusap-ngusap dadaku yang masih terasa sakit, sakit karena kehilangan sosok bapak mertua yang begitu baik.

Aku coba untuk tegar karena siapa lagi yang akan mengurus pemakamannya bapak hingga selesai kalau bukan aku dan Mas Rahman. Jika aku saja sesesak ini, ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status