Share

82. POV Helen.

POV Helen.

Yes, akhirnya. Aku bisa mengangkut Rahman dengan Bu Samirah, meski hanya untuk ke Rumah Sakit. Setidaknya aku lebih berguna dari si dekil itu. Untung tadi aku melihat status mbak Susan yang sedang galau karena piketnya belum berakhir, sedangkan suaminya harus kontrol. Meski sesungguhnya ini hal yang tak guna, setidaknya aku ada andil tenaga di keluarga Rahman, dan selamanya mereka akan berhutang budi padaku.

"Mobilmu wangi sekali, Len," ucap ibunya Rahman yang duduk belakangku.

"Sama aja kali, Bu, dengan mobil lain," sahutku dengan fokus menyetir. Jarak rumah sakit tidak begitu jauh dari rumah Rahman. Karena kami kebetulan tinggal di kampung yang bukan pelosok banget. Hanya masuk ke dalam sedikit.

Aku sungguh bahagia, kini lelaki pujaanku siang malam itu, tengah duduk di sampingku. Yah, disampingku. "Ku harap, suatu saat, kamu yang membawa mobil ini. Dan aku duduk disitu," ucapku dalam hati. Sungguh tak bisa kuhindari rasa bahagia ini.

"Kamu hebat sekali, Len. Punya mobi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status