Share

Bab 41. Donor Darah

Aku segera menghampiri putraku. Pandangan mataku terasa kabur, tanganku gemetar, dan rasa sesak terasa memenuhi dadaku. Aku terjatuh di aspal dingin sambil memeluk tubuh Kenzie yang lemah. Hatiku remuk dan serpihan tidurku dilanda mimpi buruk yang takkan pernah hilang.

"Kenzie …."

Hiks!

Dalam sekejap, impian indah kami berdua pupus. Kenzie, putraku yang paling berharga dan penopang hidup aku, telah pergi meninggalkan sejuta impian, kenangan manis. Aku tahu aku tidak bisa melawan takdir, tapi jantungku tak mampu menerima apa yang terjadi pada anakku.

"Kenzie ... maafkan mommy. Maafkan mommy yang tak bisa melindungimu," gumamku dengan suara tercekat yang terus berulang-ulang.

Sambil memeluk tubuh Kenzie yang beku, aku berlutut di tengah aspal jalan yang padat kendaraan sambil menangis tersedu-sedu. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan karena tanganku terlalu lemah untuk mengembalikan anakku yang sudah tak sadarkan diri. Tubuhnya yang lemah dan banyak darah segar yang mengalir membuat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status