Share

Bab. 116.

"Ini Pak, minyak urut yang Pak Aland minta."

"Terima kasih." Aland melepas kancing pergelangan tangannya dan menunduk di bawah Kiara.

"Ulurkan kakimu!" Kiara enggan karena merasa tidak pantas.

"Eh, jangan, Pak." Aland melirik tegas.

"Eh, maksud saya, M-Mas, Aland. Jangan, biar saya olesi sendiri kaki saya." Pak Bandi yang masih di tempat itu membelalakkan matanya dan tersenyum.

Sama halnya dengan Aland, ingin rasanya dia tersenyum saat melihat Kiara yang ragu memanggilnya dengan sebutan, Mas.

Pak Bandi berfikir, sepertinya ada kemajuan dari mereka berdua.

"Ulurkan kakimu!"

Bentakan suara Aland membuat Kiara perlahan mengulurkan kakinya yang sudah terlihat bengkak. Sedikit demi sedikit Aland mulai mengurutnya dengan minyak.

Kiara meringis sakit saat tangan Aland menyentuh yang bengkaknya.

"Tahan sebentar!"

"Minyak ini memang tidak mengobati bengkak di kakimu. Tapi paling tidak bisa meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status