Share

24. Satu Bungkus Mie Instan

"Aku ingat saat tinggal sama Mama dan Papa di kota Tango," ujar Kevan. Dia berbicara dengan pelan agar tidak ada orang yang mendengarnya.

Kevan berjongkok. Dia menyalakan rokok. Kemudian, mengembuskan asap rokok perlahan-lahan melalui hidung dan mulutnya.

"Saat itu, kami bertiga hanya makan satu bungkus mie instan tanpa campuran daging, sayuran ataupun telur." Kevan mulai menangis. "Mama menambahkan garam agar kuahnya terasa asin. Karena Mama masak mie dengan kuah yang banyak."

Benak Kevan masih mengingat dengan jelas kenangan menyedihkan itu. Dia terharu dan sakit hati mengingat semuanya.

"Suatu pagi, aku lihat Mama dimaki-maki Ibu pemilik warung karena ngutang beras. Padahal utang sebelumnya belum Mama bayar."

"Kak!" panggil Ciara. Dia berjongkok di sisi kiri Kevan.

"Nona, kamu ngapain di sini?"

Kevan cepat-cepat menghapus air matanya. Dia juga memadamkan rokok.

"Aku cari kamu. Ternyata kamu di sini," jawab Ciara sambil tersenyum. "Aku bangga banget sama Kakak. Aku yakin, someday
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status