Share

Baikan

Layaknya dalam sebuah persidangan. Aku dan Dewa duduk sebagai terdakwa, sementara ibu dan Pak Breno sebagai hakimnya. Kami berempat duduk berhadapan di ruang tamu rumah Dewa, Mbok Darmi pembantu Dewa bahkan diminta menjaga Gio selama kami berbicara.

Situasi ini menjadi lebih serius daripada yang aku pikirkan sebelumnya, Pak Breno menyampaikan pada ibu dengan marah bahwa dia memergoki aku dan anaknya di kamar Dewa. Dia mengatakan juga bahwa seharusnya ibu lebih bisa menjaga aku dan mengajariku tentang adab.

Tahu apa yang kurasakan saat ini? Aku sangat sakit hati atas semua ucapan Pak Breno namun aku masih menahan diri, karena ibu sejak tadi hanya diam dan memandangku penuh emosi.

"Jadi kamu berdua dengan Dewa karena kamu terdesak, begitu Nia?" tanya ibu dengan nada marah yang ditekan, aku tahu tenggorokannya pasti gatal karena tidak meneriakkiku.

Aku mengangguk penuh penyesalan, aku pasrah jika ibu kini memarahiku atau apapun yang akan dilakukan ibu padaku aku terima.

Selep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status