Share

Bab 42 (Fani)

Hari ini aku sengaja tidak menghindari Mas Alvian walaupun tidak juga mencarinya. Sudah pasti Ia tahu aku ke kampus untuk bimbingan.

"Aku ingin bicara," ujar Mas Alvian.

"Aku juga ingin bicara," tanggapku.

"Kamu dulu," ucapnya.

"Perempuan seperti apa yang dikehendaki Mas Alvian," aku langsung bertanya untuk mengawali pembicaraanku.

"Seperti kamu, sempurna," jawabnya sembari tersenyum.

"Tapi sayangnya aku tidak sempurna seperti yang Mas Alvian kira," tanggapku. Aku tidak peduli dengan senyuman Mas Alvian dan bersikeras menuntunnya ke pembicaraan yang serius.

"Kamu cantik," ujarnya.

"Memang," tanggapku ketus. Aku selalu jengkel jika diberi label cantik oleh orang yang tidak kukehendaki.

"Cerdas, pintar bersosialisasi, punya semangat hidup," lanjutnya.

"Aku punya semangat hidup, tapi harapan hidupku tidak terjamin lama," sanggahku. Ini hampir tiba saatnya.

"Kenapa memangnya?" Tanyanya tidak memedulikanku.

"Aku mengidap GERD, Mas. Rawat jalan sejak dua bulan yang lalu," ucapku.

"Kamu ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status