Share

Bab 43 (Fani)

Monic memiliki ide menemui Mas Alvian untuk bicara, tapi aku sudah tidak peduli padanya. Aku kira mungkin lebih baik jika perkara ini aku bicarakan dengan Ibu dan Ayahku. Karena yang membukakan pintu rumah untuk Mas Alvian adalah mereka. Mungkin Monic terlalu geram pada laki-laki yang telah memperlakukanku seperti itu. Bagaimanapun kerasnya kemauan Monic untuk berbicara dengan Mas Alvian, aku yakin usahanya tidak membuahkan hasil yang berarti. Mas Alvian terlalu bebal untuk menerima masukan orang lain.

"Saya nggak ada urusan sama kamu, meski kamu temannya Fani tetapi kamu tidak berhak mengatur-ngatur saya. Hubungan saya dengan Fani adalah urusan saya," semprotan Mas Alvian kepada Monic tak jauh beda dengan pedasnya ucapannya padaku.

"Bukan begitu, Mas. Kalau Mas Alvian memang laki-laki yang tanggung jawab, sebaiknya Mas Alvian temui kedua orangtuanya. Sampaikan secara terus terang mau dibatalkan atau diteruskan," ujar Monic. Suaranya cukup jelas terdengar olehku dari balik tembok.

Sah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status