Share

Ardhan vs Prama

Mata coklatnya bergerak gelisah, pikirannya terus menerawang jauh. “Berarti ada kemungkinan aku mati di lain waktu,” batinnya. “Tetapi aku tidak boleh takut, hanya perlu waspada.”

Hatinya menjadi lebih tenang dan kini bisa tidur dengan nyenyak. Tak ada hal yang mengganggu tidurnya, sehingga saat bangun dirinya merasa lebih segar daripada sebelumnya. Handuknya sudah ditangan dan kini dirinya pergi menuju kamar mandi.

Lelaki itu memeriksa tubuhnya sekali lagi, memang tak ada bekas luka apapun dari kejadian semalam. Selesai mandi Ardhan kembali ke kamar untuk berganti baju dan bersiap. Selang 15 menit kemudian ia keluar kamar, ibunya sudah menantinya untuk sarapan.

“Kamu yakin akan masuk kantor hari ini?”

“Tenang saja Bu, aku baik-baik saja,” jawab Ardhan sembari mengambil lauk.

“Ayah antar atau mau naik taksi saja?” tawar ayahnya.

“Aku naik motorku saja Yah lagipula motornya kan tidak ada yang rusak,” tolaknya.

“TIDAK BOLEH!!” kata kedua orangtuanya berbarengan.

“Pilihannya hanya ayah y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status