Share

Bunga Tidur

“Apa kemungkinan yang pertama, Yah?” desak Ardhan, ia tak sabaran mendengar ucapan ayahnya selanjutnya.

“Dijaga dan berkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa atau,” jawab pria itu. Ayahnya lagi-lagi menggantung kalimatnya.

“Atau kamu dijaga oleh makhluk pendamping kamu,” lanjutnya.

“Makhluk halus lagi, mana ada hal seperti itu dijaman modern begini,”

Ardhan kesal, ayahnya ikutan Pak Romli mengaitkan semuanya dengan keberadaan makhluk tak kasat mata. “Tetapi apapun itu aku senang karena kau baik-baik saja. Mulai sekarang kamu harus lebih berhati-hati, ada orang yang berniat mencelakaimu.”

“Dunia kerja memang begitu, Yah.”

“Maka dari itu, kamu harus ekstra waspada. Berbuat baiklah pada semua orang sekalipun orang itu membencimu,” lanjut ayahnya.

Ardhan menjawab dengan anggukan kepala. Semua yang perlu disampaikan kepada anaknya, sudah ia lakukan. Ayah Ardhan lanta keluar dari ruang tidur, membiarkan anaknya untuk beristirahat. Namun lelaki muda itu justru tidak bisa tidur.

Ia memikirkan ucapan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status