Share

Kekhawatiran Yang Berujung Pertengkaran

Memar di kepala Sena sudah cukup memudar, tapi goresan-goresan luka di tubuh pria itu masih terlukis secara sempurna.

Jalannya tertatih, menahan rasa perih akibat luka di tulang kering. Adinda meringis sendiri melihatnya. Tak tega dia melihat Sena. Pria yang biasanya terlihat garang dan pecicilan kini lemah tak berdaya.

"Sen, hari ini libur kerja dulu ya! Nanti biar Dinda yang izinin ke Papa Abimanyu kalau kamu lagi sakit."

"Enggak ah" tolak Sena. Merasa dirinya masih sanggup untuk bekerja. Lagipula hanya luka ringan. Setidaknya itu yang Sena rasa.

"Kamu lagi sakit, Sen. Jangan ngeyel ah."

Sena masih ngeyel. Ia harus tetap bekerja karena merasa sungkan dengan papanya jika baru pertama kali bekerja sudah meminta izin. "Udah, gpp. Di kantor kerjanya juga sambil duduk, jadi nggak capek lah."

Adinda pasrah, mengiyakan. Dia tahu suaminya itu keras kepala. "Yaudah nanti aku antar ke kantor ya?"

"Nggak usah. Pakai taksi online aja" tolak Sena. Dia tahu Adinda akan pergi ke kampus pagi-pagi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status