Share

Bab 27. Cita-Cita

Saat menolong seseorang, aku tidak pernah berharap balasan. Bagiku itu demi kemanusiaan. Seperti malam itu. Aku pulang lembur dari kantor. Sebelum memasuki areal pemukiman, aku mendapati seorang perempuan berebut tas dengan tiga orang laki-laki. Kalau dilihat penampilannya, laki-laki itu bukan orang baik-baik. Jalanan sepi, dan hanya mobil ini yang melintas saat itu.

“Tolong! Tolong saya!”

Tanpa pikir panjang, mobil aku arahkan mereka. Lampu menyorot dan mereka dikejutkan dengan bunyi klakson panjang. Aku berharap, yang aku lakukan memancing orang untuk datang.

Benar, beberapa sepeda motor berhenti, dan laki-laki bertampang kasar itu melarikan diri. Baru aku berani keluar dari mobil, mendapati perempuan dengan rambut diikat itu meringkuk di trotoar. Tangannya mendekap tas dengan tubuh gemetar dan terdengar isakan darinya.

“Kamu tidak apa-apa?”

“Tidak, Bu. Te-terima kasih,” ucapnya.

Pengendara yang berhenti tadi, memastikan kalau semua baik, kemudian berpamitan untuk melanjutkan
Astika Buana

Aku kok ikut kesal, ya?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Farida Ariani Sigiro
Jadi istri harus peka, masakan tidak melihat perubahan dari suaminya.
goodnovel comment avatar
Ai Sumartini Dewi
trims othor dah up, blh g thor diana dan amar dimiskinkan biar tau rasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status