Share

Bab 41. Tawaran

“Bagaimana? Kamu pasti setuju, kan?”

Ternyata lelaki ini tidak main-main. Dia menyodorkan cek kosong untuk aku isi berapapun nominalnya. Mungkin kalau wanita lain akan bersorak dan menerimanya dengan senang hati. Tidak ada kerugiannya. Selain mendapatkan uang, juga berkesempatan bersama dengan bujangan berkualitas. Laki-laki dewasa dengan perawakan ideal dan wajah pantas dibanggakan.

Itu yang dia katakan sedari tadi.

Namun, itu tidak aku perlukan. Aku masih mampu mencari uang tanpa menggadaikan kisah cinta sandiwara. Bukan keahlianku untuk akting dengan menebar senyuman kepalsuan. Capek.

“Silakan,” ucapnya menggodaku dengan menyodorkan pena yang sudah dia buka penutupnya.

Aku tertawa kecil.

Gara-gara laki-laki ini aku sekarang terseret di kantornya. Kantor yang bukan biasanya aku kunjungi. Tetap berlokasi di rumah sakit, tetapi berbeda lantai. Di ujung ruangan terdapat meja kayu tebal dan di atasnya terdapat papan nama meja berbahan kayu hitam dilapisi plat emas yang terukir nama Dr.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status