Share

Bab 43. Terperangkap

“Ma-maaf,” seruku berusaha berdiri tegak. Aku mundur ke belakang dengan bertumpu pada sandaran sofa.

Wajahku menghangat, bukan karena kejadian tadi, tetapi disebabkan mata tajam yang menatapku lekat-lekat. Pandangan yang menyapu dari atas sampai bawah membuatku seperti orang yang dicurigai berbuat salah. Dahinya yang keriput semakin berkerut seakan beribu pertanyaan berjubal di kepala lelaki tua yang berdiri di tengah-tengah pintu.

“Kakek!”

Sontak aku menoleh ke arah Dokter Burhan yang memanggil lelaki tua ini.

‘Ternyata Kakek ini yang masih berpikiran kolot dengan jodoh-jodohan,’ pikir hatiku sambil memastikan baju yang aku kenakan rapi. Seingatkan, lelaki tua ini pemilik sekaligus pemimpin rumah sakit. Setidaknya, aku berpenampilan layak di depannya.

Lelaki yang dipanggil kakek itu menoleh ke arah cucunya sambil mendengus dengan kedua alis mata bertaut. Menurutku, si kakek suasana hatinya kurang baik.

Wajah lelaki yang baru saja menawarkan projek ini terlihat terkesiap, tapi se
Astika Buana

Maaf, Kakak-Kakak. Bulan kemarin, update tersendat karena saya menyelesaikan cerbung Pembantu Rasa Nyonya. . Ini supaya selanjutkan akan terfokus dengan kisah ini. . Ikuti keseruannya, ya. Terima kasih.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
kk thor novelmu sll memukau, lanjutkan..! Semangat..!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status