Share

Bab 12. Logika dan Perasaan

Ingin tertawa, melihat bibirnya yang mengerucut menggemaskan.

Namun, aku tidak bisa berkutik, terlebih saat tangan Mbak Leni mengalung erat di lenganku.

‘Sorry!’ ucapku tanpa bersuara. Melafalkan kata berharap dia mengerti yang aku maksud.

Sedangkan seniorku ini, asyik menceritakan ada lapak baru di kantin. Katanya menjual gado-gado uleg dan karedok. Katanya pemiliknya asli dari Sunda yang memastikan rasa benar-benar khas.

“Kita ke sana, Yak! Makan sayur segar bagus untuk kita untuk melawan usia. Tahu kan,wanita Sunda terkenal berkulit halus, cantik, dan awet muda,” ucapnya sambil menunjuk tempat yang akan kami tuju.

“Terus setelah makan, kita berubah lebih muda sepuluh tahun?”

“Harapannya, sih. Seperti aku ini,” jawabnya sambil mengedipkan mata.

Aku tertawa. “Berarti makanan ini bahaya untuk anak-anak.”

“Iya. Apalagi kalau masih dibawah umur sepuluh tahun, bisa dia berubah jadi zigot setelah makan ini,” ucapnya berakhir kami tertawa bersama.

Bukan Alexander Dominic namanya, k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status