Share

Bab 80. Wanita Antagonis

Matanya yang bulat dan bersinar tajam menatapku, seakan menguliti siapa aku sebenarnya. Dahinya yang putih klimis terlihat berkerut seiring dengan diriku yang terikut memicingkan mata.

Setelah Pak Wira memanggilku, dia pamit pergi mengambil minum katanya. Pasti ini sekadar alasan untuk memberi ruang kepada wanita ini denganku.

“Kamu yang namanya Nakaya Raya?” ucapnya terdengar ragu.

Nadanya seakan menuduh kalau aku tidak pantas menyandang nama itu. Bibirnya pun berkerut tapi tidak mengurangi kecantikan wajahnya. Dan sekarang, kedua tangannya bersendekap dengan tatapan masih lekat menuntut kepastian.

Bohong kalau aku tidak merasa diremehkan. Sikap wanita ini kebalikan dengan penampilan yang enak dipandang mata.

‘Sosok ginian pantas dijadikan pemeran antagonis,’ pikirku.

Entah dia dari mana mendapat namaku. Mungkin dia dari fakultas lain atau kalau menilik penampilannya, dia bukan orang sembarangan. Aku tidak mengenal merk terkenal dan mahal, tapi apa yang dibadannya terlihat eksklusive
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status