Share

Jangan Hina Anakku

"Selamat malam Bu Halwa," sapa seorang suster mendorong troli makanan.

"Malam, Sus."

"Gimana keadaannya sekarang?"

"Sudah lebih baik, Suster," jawabku lesu.

"Makan yang banyak ya," ucapnya sembari memeriksa layar detak jantung janinku.

"Detak jantungnya sudah mulai normal lagi," ujarnya.

"Alhamdulillah kalau begitu Sus." Aku merasa lega, bayiku sudah baik-baik saja.

"Kamu akan jadi anak yang kuat kaya kakak Bian ya sayang." Elusku pada perut yang mulai terasa bergetar.

"Ih, perutmu bergetar, Hal," pekik Radit antusias.

Aku hanya tersenyum, lalu kembali mengelusnya.

Radit mendekat, terlihat binar matanya bergerak beraturan, memperhatikan getaran perutku.

"Kamu nanti akan merasakan bahagianya punya anak sendiri, Dit," ucapku pelan.

Dia diam, matanya terangkat menatapku lekat.

"Kamu tidak mau aku jadi ayah dari anak itu dan Bian?" Perkataannya membuat jantungku berlonjakan.

Segera kutepis rasa itu, lalu menggeleng.

"Kamu bisa dapat perempuan yang lebih baik segalanya, Dit. Bukan wanita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dina puji Wahyuti
buat Rian menyesal karena telah memilih Riana yg jahat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status