Share

85. Serangan Preman

“Tapi apa, Pak?” Arvin memperbaiki posisi kacamatanya dan memandang Aldo heran.

Sebelum menjawab, Aldo mencondongkan badan ke depan, lantas mengatupkan ujung-ujung jemari hingga meremasnya agar memperoleh ketenangan. Ia membuka mulut, tetapi dering panjang dari ponsel miliknya justru mengalihkan perhatiannya lebih dulu.

“Sebentar.” Aldo mengerutkan kening ketika membaca nama orang yang meneleponnya. Ia mendes4h panjang sebelum menerima panggilan itu.

“Halo, Ma.” Aldo menjawab dengan jengah. Tangannya menggosok hidungnya malas. Sementara Arvin serius mengamati gurat wajah Aldo agar dapat segera menyimpulkan arah pembicaraan mereka.

[Do, gimana? Sudah kamu bereskan nama baikmu?]

Ini lagi. Aldo sangat bosan mendengarkan pertanyaan itu keluar dari bibir Rianty lagi, lagi, dan lagi.

“Sudah, Ma. Ada apa?”

[Ingat ya, Do. Namamu harus segera bersih! Kalau bisa cewek-cewek biar nempel sama kamu lagi! Sudah berapa nama yang reject kamu, nolak untuk dijodohkan gara-gara berita itu!]

Bagaimanapun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status