Share

88. Aku Sangat Bahagia

"Ini tidak benar, Pak."

"Apa maksudmu, Nay?" Aldo masih menatap Nayra dengan serius. Sementara kebingungannya tiba-tiba kian membuncah.

Nayra tampak berpikir sejenak. Pandangannya ia taruh di langit, pepohonan, dan apa pun yang bisa ia lihat. "Soal panggilan… sepertinya saya tidak pantas memanggil Pak Aldo di lingkungan kerja aku-kamu, Koko."

Kemudian Nayra mencoba melihat ekspresi Aldo di depannya. Pria matang tampan dan bermata sipit itu, Nayra masih tidak menyangka adalah orang yang sama dengan Koko 17 tahun lalu. Ia menghela napas berat, seandainya saja ia lebih cepat dapat mengenalinya.

"Kenapa? Aku tidak keberatan, Nay." Aldo mengedikkan bahu.

"Kamu tetap bisa panggil aku Koko, aku-kamu—"

"Tetap saja tidak sopan, Pak. Maaf. Masa saya memanggil begitu di hadapan Pak Arvin, karyawan lain." Nayra mengerucutkan bibir.

"Biarkan saja, ini kan tentang kita. Kenapa harus sampai repot memikirkan apa pendapat mereka." Kali in tatapan Aldo meyakinkan.

Nayra termenung. Aldo ada benarnya. Ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status