Nayla Pratama diharuskan menikah dengan Zavier yang mengalami cedera otak dan koma, karena dia membutuhkan biaya pengobatan adiknya dan sebagai imbalan, semua itu akan ditanggung oleh keluarga Abraham. Selama dua tahun merawat Zavier di rumah terpisah dengan keluarga besar Abraham, Nayla mulai mencintai laki-laki itu dan merawatnya dengan tulus, bahkan tak lagi memikirkan imbalan apa yang akan ia terima dari keluarga Abraham. Dua tahun berlalu setelah siuman, dan selama itu pula Nayla merasa, Zavier hanya memanfaatkan tubuhnya sebagai pelampiasan nafsunya tanpa dapat memberikan perasaan cinta yang selama ini dia berikan pada Zavier sepenuh hati. Bahkan, Zavier selalu mengunjungi Sefia Putri, mantan kekasihnya yang tetap dipertahankan oleh Zavier, sebab ia masih yakin jika Sefia-lah orang yang selama ini merawatnya dan menganggap Nayla hanya seorang istri bayaran yang hanya membutuhkan uang. Nayla akhirnya menuntut cerai pada Zavier sebab ia tak kuasa lagi menahan perasaan cinta tak berbalas yang selama ini ia berikan. Apakah Zavier menerima Perceraian ini? Tentu saja tidak! Simak ceritanya lebih lanjut, bagaimana mereka akan dipertemukan dan menghadapi konflik yang membuat emosi Anda naik turun!
Lihat lebih banyakSementara di apartemen Michael, di kamar mandinya, Nayla segera memoles wajahnya dengan make-up tebal, mencoba menyembunyikan lingkaran hitam yang terbentuk di bawah matanya.Dia merasa malu dengan penampilannya yang lelah, tak ingin orang lain melihat bagaimana keadaannya sebenarnya.Namun, di dalam hatinya, dia juga merasa cemas dengan apa yang akan terjadi selanjutnya."Tidak, tidak ini tidak cukup," gumam Nayla kepada dirinya sendiri, melihat hasil polesannya di cermin. "Tapi tidak apa-apa. Aku harus tetap berusaha.""Ini, ahh ... seperti panda!" geramnya.Dengan hati yang berdebar, Nayla bergerak menuju ke dapur, bergabung dengan Michael yang ternyata sedang sibuk mengatur meja sarapan. Aroma wangi tercium di sekeliling ruangan.Selamat pagi," sapa Michael dengan suara bariton dan senyum hangat. Nayla melihat ada lingkaran hitam di bawah mata pria itu. Wanita itu tersenyum kecil, menyadari bahwa pria itu juga tidak bisa tidur dengan nye
"Zavier... dia masih ada dalam ingatanku, ohh, ini salah!" desisnya, lalu Nayla memekik dan mendorong tubuh Michael menjauh, lalu duduk di tepi ranjang, membenahi pakaiannya yang sempat terbuka sedikit, mencoba mengatur kembali pikirannya yang kacau dengan napas terengah-engah."Nay ...," panggil Michael dengan lembut.Michael merasakan getaran kecemasan dari Nayla, dan hatinya tergetar oleh ketidakpastian yang tersirat dalam kata-katanya.Namun, sebelum dia bisa merespons, Nayla bergerak cepat menuju pintu, tampaknya berniat untuk tidur di ruang tamu."A-aku, maafkan aku, Michael. A-aku akan tidur di ruang tamu saja!""Eh, Tidak, Nayla, tunggu ...," kata Michael dengan lembut, menghentikan langkah Nayla."Aku tidak mau memaksamu. Aku yang akan tidur di ruang tamu. Kamu bisa tetap di sini."Nayla menatap Michael dengan penuh kejelasan dalam pandangan mata. "Tapi..."Nayla merasa malu atas apa yang sudah terjadi. Dia kehabisan k
Sefia sedikit terkejut, apalagi langkah Zavier sangat singgap dan terlihat terburu-buru dan tidak menjawabnya sama sekali."Eh, ada apa?" tanyanya dengan bingung.Matanya terbuka lebar, mencoba memahami apa yang sedang terjadi."Zavier?" serunya sekali lagi, suara penuh tanya.Zavier tersenyum, meskipun terlihat sedikit terengah-engah. Dengan cepat, dia meletakkan bantal dan selimut yang dipegangnya di samping ranjang, lalu mengganti selimut yang ada di atas ranjang dengan yang dia bawa.Dia juga menukar bantal dengan cepat, sambil berkata, "Tukar ya... Aku kurang bisa tidur tanpa bantalku," ucapnya lalu pergi dengan tergesa."Eh ... "Sefia hanya bisa menatap ke arah pintu yang baru saja ditutup oleh Zavier, kebingungannya semakin bertambah. Apa yang baru saja terjadi? Mengapa Zavier tiba-tiba berubah pikiran? Tapi sebelum dia bisa memikirkan lebih jauh, dia melihat bantal dan selimut yang baru diletakkan di ranjang.Dengan pe
Sefia menghela nafas dalam-dalam ketika menyusul masuk ke dalam kamar dan melihat Zavier duduk sendirian di ujung ruangan. Dia telah lama merindukan momen seperti ini, di mana mereka bisa berdua saja, tanpa gangguan dari orang lain. Dengan langkah yang mantap, dia mendekati Zavier, berusaha menahan ketegangan yang memenuhi hatinya.Zavier menoleh saat Sefia mendekat, senyum lembut terukir di wajahnya. "Sefia. mengapa masih belum tidur?"Sefia merasa jantungnya berdegup kencang. Dia menelan ludah sebelum akhirnya menjawab, "Zavier. Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Bolehkah aku duduk?"Zavier mengangguk, memberi isyarat ke kursi di sebelahnya. "Tentu saja, silakan duduk."Sefia memilih duduk di tepi ranjang dengan hati-hati, mencoba menata kata-kata dalam pikirannya sebelum akhirnya berbicara. "Zavier, aku..." Dia terdiam, merasa kebingungan. Bagaimana dia bisa mengungkapkan perasaannya tanpa terlihat terlalu nekat?Zavier menatapnya den
Bayangan wajah Nayla yang basah kuyup dan tubuhnya yang tercetak jelas akibat air hujan yang membasahi pakaiannya, memancarkan pesona. Hal itu semakin membuat hati Zavier semakin gelisah.Saat hujan semakin deras, Zavier keluar dari mobil dan berhenti di tengah jalan dan melihat hujan yang membasahi seluruh tubuhnya. Rasa kesal dan marah melanda dirinya. Dia merasa seperti semua yang terjadi adalah karena kelemahannya sendiri, karena dia tidak bisa mengendalikan perasaannya sendiri terhadap Nayla.Zavier berdiri mematung di tengah hujan yang deras, mengepalkan tangan dengan kuat. Dia merasa seperti semua yang dia lakukan selalu berujung pada kegagalan. Perasaan frustasinya mencapai puncaknya, membuatnya merasa seperti tidak ada jalan keluar dari keadaan ini.Namun, di tengah-tengah kegelapan dan hujan yang turun dengan lebatnya, petugas keamanan berlari dan membawa payung untuknya, tetapi dia menolak."Biarkan aku di sini. Aku sangat bersalah kepada Nayla
Michael melonggarkan pelukannya lalu menatap Nayla dalam-dalam, "Jangan menangis untuk orang yang tidak memikirkanmu, sekarang aku akan membawamu ke rumahku dan besok pagi kita kembali ke Bogor, okey?"Nayla mengangguk pasrah dan tersenyum lemah, merasa lega memiliki seseorang yang peduli padanya di saat-saat sulit seperti ini."Ayo, naik," ajak Michael setelah berada di atas motor sportnya.Nayla naik dan Michael menarik tangannya agar memeluknya erat. Motor sport itu pun dilajukan dengan kencang, membelah jalan raya dengan lincahnya."Peluk yang erat!" seru Michael di atas deru mesin yang menggema di sekitar mereka. Nayla tersenyum, merasakan kehangatan pelukan Michael yang memberinya rasa aman di tengah kegelapan malam."Mengapa tidak kita nikmati malam ini?" ucap Michael sambil menoleh sedikit ke arah Nayla. "Jadilah seperti angin, biarkan semua bebanmu terbawa olehnya.""Baik!" Nayla mengangguk, menyerahkan dirinya pada kecepatan dan ke
Para petugas keamanan itu menatap Nayla dengan simpati sebelum mereka mengangguk dan pergi meninggalkannya sendiri di sana.Nayla duduk di samping rumah berpagar tinggi itu, menangis dengan tersedu-sedu. Segala sesuatu terasa begitu hampa, dunianya runtuh di hadapannya.Tiba-tiba, pintu rumah terbuka dengan perlahan, dan Sefia muncul di ambang pintu dengan senyum sinis di wajahnya."Nayla, bukan?" Sefia berkata dengan nada dingin.Nayla mengangguk, mencoba menahan air matanya. "Ya, itu aku."Sefia menghela nafas dengan angkuh. "Aku harap kamu sudah diberitahu Zavier. Kau adalah masalah besar dalam kehidupan kami. Dan sekarang, kau tidak lagi memiliki tempat di sini. Semua barangmu sudah saya buang, jadi lebih baik kau pergi dan tidak pernah kembali."Nayla menatap Sefia dengan mata terbelalak. Rasanya seperti pisau yang menusuk langsung ke hatinya. "Baik Sefia, aku... aku hanya duduk dan merenung sebentar."Sefia hanya menggelengkan k
"Lepaskan aku, Nayla. Suamimu butuh diberi pelajaran!" Michael berusaha menepis tangan Nayla yang merangkul pinggangnya."J-jangan ... jangan sakiti dia, Mich," ucap Nayla dengan suara lirih dan memohon."K-kamu sungguh keterlaluan dan tidak bersyukur, padahal kamu memiliki wanita yang sangat baik sebagai istrimu!" seru Michael dengan mata menyala-nyala."Ini bukan urusanmu, Michael. Jangan campuri urusan keluarga," ucapnya dengan nada mengancam.Namun, sebelum Zavier bisa melanjutkan kata-katanya, Michael sudah maju duluan dan melayangkan sebuah pukulan ke arah dagu Zavier."Arrgh!" Kurang Ajar!" pekik Zavier lalu melayangkan serangan balasan."Rasakan!" Kedua pria mulai berkelahi, mengabaikan keberadaan Nayla yang berdiri terpaku di tempat.Bugh!! Bugh!!"Zav, Mich!""Berhenti! Jangan!""Aduh!"Nayla, terkejut dan ketakutan, melihat kedua pria itu saling berhadapan. Dia merasa takut akan kekerasan y
Dengan lembut, Michael mengoleskan obat ke leher jenjang milik Nayla. Pria itu meneguk salivanya beberapa kali karena menyadari bahwa Nayla memang sangat cantik dan mampu membangkitkan sesuatu perasaan dalam dirinya. Pria gemuk itu juga pasti merasakan hal yang sama sehingga bertindak melewati batas tadi."Nay, kamu memang sangat cantik. Kecantikkanmu menyebabkan pria mana pun tidak akan tahan melihatmu, ingin ... mengigitmu," ucap Michael dengan senyuman lembut di wajahnya dan tatapan yang dalam ke mata Nayla yang berada begitu dekat dengannya.Nayla hanya membalas dengan senyuman lalu membenarkan letak bathrobenya agar tidak menunjukkan aurat."T-terima kasih," sahutnya dengan canggung.Michael menelan salivanya sekali, menahan keinginannya untuk mengigit dan memberikan ciuman ke leher jenjang milik pria lain itu."Zavier adalah pria yang beruntung memilikimu," ucapnya sambil tertawa kecil dan melangkah untuk menyimpan obat oles.Tatapan N
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.