Share

3. Rindu ini ...

Mira sudah berada dalam pesawat kelas bisnis malam ini, Leo yang telah memesankan tiketnya. Adik iparnya itu tahu cara menghargainya yang tengah hamil muda, Mira tidak bakal tahan melakukan penerbangan panjang di bangku ekonomi. Walau sebenarnya Mira mampu membeli tiket pesawat sendiri, dia adalah anak tunggal, ayahnya telah memberi warisan yang tidak sedikit dalam bentuk investasi saham dan deposito. Setiap bulan deviden saham akan masuk ke rekening khusus, hasil deposito juga dibuatkan rekening khusus. Sejak ayahnya meninggal enam bulan yang lalu, dia tidak pernah memakai uang di rekening itu sama sekali, karena ada suaminya yang memenuhi kebutuhannya.

Suaminya? Sekarang lelaki bermata almond itu bukan lagi suaminya, Mira sudah menandatangani surat gugatan cerai tadi pagi. Semoga saja Edi dan Hasbi dapat mengurusnya, sehingga dia bisa lepas dari Hendriyanto ...

"Hendriyanto ...," bisik Mira menyebut nama lelaki itu, dadanya terasa sesak, masih ada kerinduan yang mendalam di lubuk hatinya.

Bulir bening tak terasa mengalir deras ke pipinya. Mengingat lelaki itu sungguh menyakitkan, kenapa ketika menggenggam cinta, Mira harus menyerahkan hati sepenuhnya? Mira menyesali kebodohannya, namun dia tidak bisa menapik semua itu, karena ketika dia jatuh cinta, secara naluri dia hanya jatuh cinta pada satu pria. Selama 23 tahun hidup di dunia ini, Hendriyanto adalah cinta pertama untuk Mira, wanita polos itu menyangka bahwa cinta itu akan hidup hingga sisa usianya. Namun sayang, Mira bukanlah cinta pertama lelaki itu, dia adalah cinta keduanya, cinta pertama lelaki itu adalah Sarah, wanita yang dengan mudah menyingkirkannya.

Tunggu ....

Wanita itu tidak mudah menyingkirkannya, dia melakukan segala cara, hingga Mira harus menyerah. Perubahan pada Hendriyanto tentu saja bisa langsung disadari oleh Mira dan Edi sebagai orang terdekat lelaki itu.

"Edi, apakah kau menyadari bahwa Mas Hendri berubah, seolah-olah itu bukan dia," tanya Mira ketika Edi mengantarnya pulang dari cek kandungan.

"Ya, Bu. Saya menyadarinya, ibu pasti sangat tertekan akhir-akhir ini," jawab Edi sambil menyetir kendaraan.

"Yah, sebelumnya Mas Hendri tidak akan membiarkan aku cek kandungan tanpa ditemaninya, jawab yang jujur Edi, sebenarnya Mas Hendri sekarang ke mana?" 

"Ibu pasti tahu dia kemana, sejak kecelakaan proyek yang menyebabkan banyak luka dan korban di lokasi konstruksi, Bu Mira  tahukan? Jika trauma masa lalu Pak Hendri yang mengalami langsung kecelakaan di tol dengan keluarganya, dia melihat sendiri kedua orang tua dan supirnya meninggal di tempat, hanya dia yang masih hidup. Melihat korban yang berdarah-darah di lokasi konstruksi itu membuat Pak Hendri selalu bermimpi buruk, kadang akan sangat protektif dengan Bu Mira, sehingga ibu sering merasa tertekan." Saat itu Edi mengingatkan dari mana awal musibah ini terjadi.

"Ya, ketika aku akan membawanya menemui spikiater atau psikolog, ternyata Waluyo dan Darmawan kawan karibnya ketika SMA sudah membawa seorang psikolog ke rumah, tidak disangka, yang mereka bawa  adalah cinta pertama suamiku." Mira merasa nasibnya sudah diujung tanduk kala itu.

Sekarang wanita itu bukan cuma sekedar psikolognya, dia akan menjadi nyonya Hendriyanto Kusuma menggantikan dirinya, sungguh miris .... Mata Mira akhirnya dapat terpejam malam ini setelah meminum obat yang diberikan oleh dokter Hasbi.

****

Setelah tiga hari kepergian Mira, Edi menemui Hendriyanto di kantornya dengan berkas perceraian di tangannya, dia sengaja memberi jeda waktu agar Mira dapat pergi tanpa harus dicegah atau dilacak keberadaannya. Edi benar-benar kagum dengan kecerdasan Nyonya Muda itu, dia tidak langsung terbang ke Jerman, untuk menghapus jejak kepergiannya, wanita itu mengambil penerbangan menuju Rusia. Mira akan menaiki kereta api ke Eropa barat, singgah di beberapa tempat destinasi wisata, tempat yang dulu dijanjikan Hendriyanto untuk dikunjungi ketika mereka bulan madu, namun setelah enam bulan mereka menikah, bulan madu itu tidak pernah terjadi, justru madu wanita yang hadir menghampiri. Edi tersenyum miris, dia dulu begitu bahagia ketika pasangan itu berdiskusi dengan seru di dalam mobil yang dia kemudikan tentang rencana bulan madu keliling Eropa tersebut. 

Setelah mengetuk pintu, terdengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk. Edi sedikit canggung melangkah setelah membuka pintu, di sana Sarah tengah asyik duduk di hadapan bosnya, menyuapi makanan ringan ke mulut lelaki itu.

"Pak, maaf saya mengganggu," ujar Edi merasa sungkan.

Hendriyanto menatap Edi dengan tatapan heran, biasanya Edi akan menyapanya dengan riang, apalagi ada wanita di dekat Hendriyanto maka Edi akan menggodanya dengan gayanya yang khas. Tetapi kenapa Edi sekarang seperti karyawan magang yang takut dipecat?

"Ada apa, Edi?" Akhirnya Hendriyanto tak kuasa untuk tidak bertanya pada lelaki berwajah oriental ini.

"Ini, Pak ... Tadi pengacara Bu Mira datang ke mari dan menyerahkan ini kepada saya, saya sudah katakan untuk langsung menemui Pak Hendri, tapi sepertinya dia sedang buru-buru karena ada urusan yang lain." Edi beralasan, tangan kanannya mengulurkan sebuah dokumen.

"Pengacara Mira?" tanya Hendri sambil mengernyitkan dahi.

Edi hanya mengangguk, ada apa wanita itu mengirimkan surat lewat pengacara? Perasaan Hendriyanto tiba-tiba menjadi tidak enak, apakah ...?

Hendriyanto segera membuka surat itu, di sana sudah terpampang tanda tangan perempuan itu. Mata Hendriyanto terpaku menatap isi surat itu, tiba-tiba hatinya terasa nyeri, matanya seperti tertusuk ribuan duri.

"Surat apa itu, Mas?" Suara Sarah membuyarkan lamunan Hendriyanto.

"Surat gugatan cerai dari Mira," jawab Hendriyanto lesu.

"Ah, Mira ... Kenapa dia harus menggugat cerai dirimu, Mas? Sebenarnya dia masih bisa menjadi istri terhormat dari dirimu, Mas. Walaupun anak dalam kandungannya sudah tidak ada, aku ikhlas menjadi wanita yang mencintaimu, aku tidak musti harus menjadi Nyonya Hendriyanto, yang penting bagiku kau membagi sedikit kasih sayangmu," ujar Sarah manja sambil bergelayut di lengan Hendriyanto. 

"Sarah, kau memang wanita baik, kau wanita suci seperti malaikat," puji Hendriyanto sambil mengusap rambut hitam sepinggang Sarah yang diurai dengan indah.

Mendengar percakapan itu, Edi hampir saja mau muntah. Sungguh munafik wanita iblis ini, perkataannya hanya kamuflase, dia pintar sekali memutar kata, membuat orang lain merasa buruk dan membuat dia menjadi lebih mulia.

'Hendriyanto, benar-benar kasihan dirimu, tetapi aku bisa apa? Istri yang sungguh-sungguh kau cintai saja tidak kau dengar, malah kau campakkan demi wanita ini, apalagi aku yang hanya bawahanmu!' dengus Edi di dalam hati.

"Tapi, Mas ... Sepertinya Mira benar-benar ingin cerai darimu, mungkin dia tidak mencintaimu lagi, atau ada faktor lain," rayu Sarah lagi.

"Faktor lain apa?" tanya Hendriyanto cepat.

"Pertama faktor kesehatan, mungkin? Ada kalanya orang yang pernah keguguran tidak bisa punya anak lagi, sehingga dia minder menjadi istrimu, kau tidak tahu kondisinya, kan? Selama tiga hari ini kau selalu menemaniku, tidak pernah sekalipun menjenguknya."

Hendriyanto terpaku, dia memang tidak menjenguk wanita yang masih sah menjadi istrinya setelah dia masuk rumah sakit, tapi buat apa dia menjenguknya, toh anaknya juga sudah tidak ada dalam kandungan. Sudut bibir Sarah melengkung, Mira kau benar-benar akan terlupakan ...

"Yang kedua?" 

Sarah terkejut, ternyata Hendriyanto tidak merespon pernyataannya tadi, justru penasaran dengan pernyataannya selanjutnya, apakah ada tanggapan pada pernyataan selanjutnya?

"Yang kedua karena faktor ekonomi, tapi yang ini gaklah, gak mungkin suami seperti dirimu terkena faktor ekonomi, yang terakhir karena ada pria lain yang lebih membuatnya nyaman dan bahagia," ujar Sarah.

"Apa? Ada pria lain? Maksudmu selingkuhan? Jadi selama ini Mira berselingkuh di belakang saya?" seru Hendri meradang.

"Kenapa engkau musti marah, Mas? Wanita seperti itu memang tidak pantas di pertahankan, ayo segera bubuhi tanda tanganmu, agar proses percerainmu cepat selesai. Kan masih ada aku yang selalu mencintaimu, Hendriku."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
prediksi Mira betul banget
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
cucok sepasang iblis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status