Share

Bab 108

Yara tidak punya pilihan selain memilih permainan baru yang bisa mereka mainkan bersama.

Hanya saja waktu bermain, Yudha yang pemula dan mendominasi, membuat keduanya bertengkar.

Tidak jauh dari sana, Kakek Susilo yang mendengarkannya merasakan kenyamanan di dalam hatinya. Karena sekarang Yudha terdengar lebih hidup.

Dia tidak salah, Yara itu adalah penyelamat Yudha.

Menjelang tengah hari, tugas memasak secara alami jatuh ke tangan Yara lagi.

Dia sibuk memasak dan membuat pasta untuk mereka bertiga.

Yudha tidak terlalu peduli dengan makanannya. Tetapi, entah kenapa dia merasa pasta di tangannya sangat harum, mungkin karena Kakek Susilo terlalu banyak memujinya.

"Ini sangat harum, Yara pandai memasak."

"Warnanya bagus dan harum, lebih baik dari masakan restoran berbintang."

"Kenapa Yara bisa sehebat ini? Kakek bisa makan tiga piring."

Yara tertawa terbahak-bahak, Kakek Susilo memujinya berlebihan sampai dia merasa malu.

Sementara itu, Agnes di rumah tua akhirnya menyadari Kakek Susilo s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status