Share

Part 36

"Sudah gilakah otakmu itu, ha? Punya malu lah sedikit saja."

"Kau tidak melihat bagaimana Ibu bekerja membanting tulang di sana, Kak. Aku tak lagi betah tinggal di rumah Tante Retno."

"Itu bukan urusanku. Pergi saja sebelum kusuruh sekuriti mengusirmu dari sini," aku semakin terbawa emosi kala dia mengeluh tentang Ibu.

"Ayolah, Kak. Aku dan Ibu juga keluargamu. Tegakah kau melihat Ibu jadi pembantu di sana?"

"Lalu bagaimana dengan kalian yang sudah tega meninggalkan aku dan Ayah? Bahkan sampai hati menjual rumah dan mengusir kami dari sana. Kini kau datang dan mulai iri melihat kehidupanku?" Dara terdiam. Mungkin kecewa karena sikap manisnya tak berpengaruh kepadaku, meskipun dia membawa-bawa nama Ibu.

Mungkin dara muncul saat hari Minggu kemarin. Aku dan Paman membeli beberapa ekor ikan nila dan juga ayam kampung untuk kami panggang di halaman depan. Memang saat itu kami seperti sedang berpesta dan bersenang-senang. Apalagi keluarga Nenek begitu cepat akrab dan tanpa jarak kepada a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status