Share

Part 77

Aku membongkar semua belanjaan yang tadi dipilihkan Ayah. Mencoba satu persatu dan harus berputar-putar menunjukkan hasilnya di depan Ayah. Ayah begitu bahagia, hingga tawanya membuat pipinya seketika merona.

Ada rasa puas yang terpancar. Dia menarik nafas lega, seolah baru saja keluar dari situasi sulit. Kupeluk tubuh Ayah dengan perasaan yang bercampur aduk. Jelas aku merasa bahagia, namun tentu saja air mata masih tetap menggenang di pelupuk mata.

Ayah terus saja mengusap rambutku, seolah mengerti dengan apa yang aku rasakan kini.

"Sarah?" tegurnya.

"Mmmm... " aku bahkan tak sanggup menyahut.

"Boleh Ayah meminta ijin kepadamu?" Ayah seolah-olah takut kalau aku akan tersinggung. Firasat di hati sudah berbicara. Aku tahu apa yang ingin Ayah sampaikan.

Seperti apapapun perbuatan seseorang, dia masih tetap menjadi tanggung jawabnya. Dimana lagi kau bisa menemukan laki-laki sehebat ayahku. Bahkan dalam keadaan terjepit, dia masih memikirkan soal kewajibannya.

Aku terisak. Pelukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status