Share

KABUT YANG TEBAL

"Hahaha, gak asik bawa-bawa kesesat."

"Bro, tolong kayak ada yang ngendaliin tubuh aku." tutur Malik, mendengar itu kami semua kaget. Kami kira Malik kesurupan

"Eh, jangan bercanda kamu."

"Malik, serius kamu?"

"Gak lucu, deh."

"Bacain ayat kursi."kami membaca beberapa doa, dan kesalnya kami ketika Malik tiba-tiba tertawa

"Ahaha, mau aja kalian dikibulin sama aku."

"Ish, gak lucu!"

"Iya deh, iya, maaf."

"Hadeuh, udah banyak candaan buat ngilangin keresahan. Tapi, kabut ini belum hilang juga"

"Iya, nih. Gimana ya?"

"Ada makanan gak? laper banget"

"Ada nih roti, tapi cuma setengah"

"Ya, gapapa"

"Aul, kamu laper banget ya?"

"Iya, kita udah gak makan berapa hari coba?"

"Entahlah"

"Nih, ada roti satu kantong lagi. Kira-kira cukup gak buat stok makan kita selama digunung?"

"Kalo di gunung itu cukup, cuma sekarang kita entah lagi dimana"

"Iy

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status