Share

SEMUA NYA MASIH BAIK-BAIK SAJA

Seharusnya kami turun sekarang. tapi karna Bianca hilang, kami menunda perjalanan pulang.

"Takutnya Bianca, dia disesatin sama mereka"

"Mereka siapa?"

"Heum, ngerti kan?"

"Oh iya, ngerti"

"Masuk tenda aja yuk, disini dingin!"

"Ayo"

"Teman-teman!"

Ketika kami hendak masuk tenda, terdengar suara teriakan, suaranya tak asing.

"Loh, Alfa? kok balik? apa Bianca udah ketemu?"

"Belum, tapi tenang mereka bakal nemuin Bianca segera, kok!"

"Aku ditugasin jaga kalian, takutnya ada hewan buas, atau hewan kecil beracun yang ganggu kalian" jelasnya.

"Oh, yaudah masuk tenda aja, soalnya diluar dingin banget"

"Diliat dari cuaca, kayaknya bakal hujan"

"Iya nih, takut banget. mana Bianca belum ketemu, lagi"

"Berdoa aja, semoga cepet ketemu"

Aku hanya diam, tidak menghiraukan mereka. mereka juga sesekali bertanya padaku, namun tidak aku jawab. karna kini pikiranku hanya tertuju pada Bianca, Zio dan yang lainnya.

....

"Bianca, kamu dimana?! ini aku Zio!"

"Kita udah lama nyari, tapi gak ketemu. gimana nih"

"Jangan nyerah lah, kasian dia. kita juga gak mungkin pulang, tanpa dia"

"Udah jangan banyak ngomong, mending lanjut cari"

Lebih dari 2 jam kami mencari, tapi tak kunjung menemukan Bianca. akhirnya, kami memutuskan untuk balik ke tenda, dan menunda pencarian Bianca. karna hujan mulai turun. 

"Balik aja, hujan nih. kita lanjut nanti, kalo hujan udah berhenti"

"Ya udah, ayo!"

Kami berlarian kembali ke tenda, karna hujan mulai deras.

....

"Hujan gede banget, kita harus memperkuat tenda nih. bisa-bisa kita kebawa angin"

Saat kami tengah memperkuat tenda, terlihat Zio, dan lainnya datang. sungguh kami begitu senang.

"Zio, dimana Bianca?"

Mendengar perbincangan diluar, aku pun keluar tenda, dan melihat Zio telah pulang.

"Wah, Zio! mana Bianca?" Aku melihat kanan kiri namun, tak ada Bianca.

"Bianca, dia ada kok! kita cari nanti ya, kalo hujan udah reda"

"Gak perlu! aku udah pulang" suara ini terdengar begitu keras.

"Loh, Bi. ayo masuk, aku seneng banget kamu udah balik!" Aku langsung memeluk Bianca, dengan wajah ketakutan, dan tubuhnya basah kuyup.

Daritadi aku bertanya, tapi tatapan Bianca hanya tertuju pada Mia. dengan tatapan sinis.

"Bi, kami semua khawatir, kamu baik-baik ajakan?"

"Iya, aku baik-baik aja. tadi aku liat Zio, pas aku samperin mereka lari. aku ikutin dan sampai disini"

"Kamu kok bisa ngilang sih? aku kan udah kasih tau dimana sungainya"

"Tanya aja sama dia, kenapa aku ngilang" jawaban Bianca menyudut pada, Mia.

Kami sangat bingung, dari awal datang. Bianca, terus menatap sinis Mia.

"Ah biarlah, sekarang kau sudah kembali dengan selamat. ganti pakaian mu dengan yang kering"

"Mia, kamu masih punya satu baju kering?"

"Iya, ada nih. pake aja, Bi"

"Gak usah! aku pake baju ini aja, gak apa-apa. daripada pake baju dia"

"Kok gitu sih! kamu kenapa sih!" Mia yang mulai geram dengan Bianca, dia hampir saja kehilangan kendali, dan berdebat dengan Bianca.

"Duh, Mia sabar. mungkin dia masih shock"

"Ya udah, sekarang kita nunggu hujan reda, aja"

Kebetulan tenda kami, dan tenda laki-laki bersebelahan. jadi gak terlalu jauh. kami membuka sedikit resleting tenda, untuk berkomunikasi dengan mereka.

Ketika kami asyik berbincang. tiba-tiba angin datang sangat kencang. hal itu membuat daun-daun, bahkan beberapa pohon tumbang. 

Kami segera menutup tenda erat-erat.

Kami saling berpegangan, agar tetap selamat.

Bianca yang mungkin, masih shock. ia tak ikut membantu. ia hanya bengong. tampak jelas dimatanya, bahwa ia memikirkan sesuatu.

"Bianca! bantuin dong!"

"Jangan mentang-mentang kamu baru ilang, jadi gak bantuin!"

"Mi, kok kamu gitu? biarin aja Bianca istirahat"

"Ya gak bisa gitu, Ra!"

"Kamu kok ngebela dia?!"

"Bukan gitu, tapi kamu harus ngertiin dia dong. kita kan gak tau apa yang dia alami, pas dia hilang"

"Iya Mi, sabar ya"

"Aul, kamu juga bela dia?!"

"Duh Mia, maaf banget ya. kalo kamu keberatan, kamu juga bisa duduk. biar aku, Rara, sama Aul yang nahan tenda ini"

"Nah gitu dong!"

Entah kenapa, Mia menjadi begitu keras kepala, dan egois. meskipun ia sudah berhenti membantu menahan,tapi ia enggan duduk di samping Bianca.

Tenda yang lumayan besar, berhasil membuat Mia menjauh, dari Bianca.

Keduanya sama-sama keras kepala. sedangkan, kami bertiga sibuk menahan tenda, kalo bukan kami siapa lagi.

"Badai mungkin akan berlalu lama, kita gantian saja. gimana?"

"Gantian gimana?"

"Sendiri-sendiri, gitu"

"Udah, gak usah biar sama-sama aja"

"Kalin masih kuat Ra, Aul?"

"Masih kok!"

"Yuk bisa yuk!"

Keadaan ditenda kami begitu menegangkan, kami juga mengkhawatirkan tenda sebelah.

Setelah cukup lama menahan, tangan kami mulai sakit. akhirnya, kami memutuskan untuk menahan dengan batu.

"Huh, akhirnya. tanganku sudah memerah hampir mengeluarkan darah"

"Ya sama, tapi kalo bukan kita siapa lagi, hahaha" perkataan Aulia, dan Rara. sepertinya menyinggung Mia.

"Bi, kamu udah baikkan? mau minum?makan? kamu belum makan sesuatu dari tadi"

"Gak dulu deh, Fir!"

"Iya Bi, bener kata Fira. makan dikit aja ya"

"Gak dulu deh Ra, belum laper. kalian aja makan"

"Yaudah, yu makan sama-sama"

"Mia, ayo makan. nih roti isi kesukaanmu masih ada"

"Iya bentar"

Untunglah Mia mau makan, kami semua makan bersama.

Setelah beberapa lama,akhirnya hujan reda.

....

"Udah reda nih, mau lanjut sekarang?"

"Malik bangun! udah reda nih, kita turun"

"Ah, iya bentar. sumpah ngantuk banget!"

"Mau ditinggalin?"

"Ya enggak! tunggu deh, belum kekumpul nyawaku"

"Yaelah! cepetan. kita juga harus cek keadaan Aulia, Mia, Rara, Bianca, sama Fira"

"Iya bener, biar aku aja yang cek"

"Malik, minggir dulu. ish beban"

"Matamu beban, orang ngantuk juga"

Alfa, dan aku yang keluar duluan. sisanya masih didalam. gak bisa keluar, terhalang sama Malik. 

"Fir, Bi. kalian baik-baik aja?"

"Ah iya Zi, kami baik-baik aja. bentar aku bukain dulu tendanya, agak susah nih"

"Iya"

"Zi, susah banget. bisa bantuin buka gak?"

"Boleh. bentar"

Berkat bantuan Zio, tenda kini terbuka. meskipun sedikit robek.

"Ayo semuanya keluar"

"Al, kamu beresin tendanya ya. aku mau beresin barang-barang"

"Woke, sip!!!"

"Mana yang lainnya?"

"Masih di dalem. kehalang sama Malik"

"Kok bisa?"

"Iya, dia tidur di paling depan, dekat resleting. jadi susah"

"Hadeuh"

"Huhh. akhirnya bisa keluar"

"Sal, bisa bantuin gak? berat nih"

"Bisa, bentar"

"Malik belum bangun?"

"Belum, masih dipaksa sama Bryan"

"Tuh, anak. ditinggalin baru tau rasa!"

"Bangunin aja Al sana, kalo nunggu bangun gak mungkin kayaknya"

"Oke deh"

Alfa menendang tenda pelan, agar Malik mau bangun.

"Bangun, woy!"

"Apaan sih, Fa. orang udah bangun juga"

Malik akhirnya keluar.

"Bryan, ayo keluar tendanya mau diberesin"

"Iya bentar, ini keluarin dulu tas nya"

....

Bianca tiba-tiba memeluk Fira.

"Kamu kenapa Bi? capek ya?"

"Iya, pengen di gendong sama Fira, dong"

"Ih enggak-enggak! berat tau"

"Ahaha, gak lah. bercanda"

"Eh itu siapa? yang terakhir keluar. kok aku baru tau ada dia" bianca berbisik, padaku.

"yang pake topi?"

"Iya, Firaa"

"Itu mah, Bryan"

"Hah, keren banget namanya"

"Suka ya, hahaha"

"Apaan sih!"

Melihat aku dan Bianca bergosip tentang Bryan, Zio tampaknya tak suka itu.

"Eh, Fir. udah jangan bahas dia. Zio gak suka, itu"

"Hah, tau darimana kamu?"

"Itu, tatapannya sinis gitu"

Entahlah, sepertinya Zio hanya memberi isyarat itu pada, Bianca.

"Semuanya udah beres, kan?"

"Udah, kami semua juga udah siap"

"Yakin, gak ada yang ketinggalan?"

"Gak, semuanya beres!"

"Okelah kalo gitu, aku Faisal. yang mimpin perjalanan kita ke pos 3, dan seterusnya. inget, kalian hanya boleh fokus sama jalan  ya, kalo ada gangguan-gangguan sebaiknya, abaikan aja!"

"Oke, ini kepanjangan. jadi kayak anak TK mau studytour, haha. sebelum kita mulai perjalanan, alangkah baiknya kita memulai dengan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing, doa dimulai!"

Setelah mengawali perjalanan dengan berdoa, kami mulai berjalan.

"Allhamdulillah, bisa jalan di jalur yang bener" ungkap syukurku, dalam hati.

Sepertinya Bianca, dan Mia, mereka masih marahan. entah apa penyebabnya.

"Fira"

"Malik, bikin kaget aja!"

"Ahaha, daritadi kayaknya bengong"

"Enggak, kok!"

"Iya jangan, nanti kerasukan"

"Amit-amit, deh. jangan sampe"

"Iya, sebenernya di tas kamu ada dua senter. bisa keluarin gak? soalnya, senter ku rusak. takut banget di ujung gini, kalo gak punya senter"

"Iya kah? kalo bawa dulu susah, bisa-bisa kita ketinggalan rombongan"

"Jadi gimana, dong"

"Daripada susah, ambil aja punya Fira"

"Oh, boleh. makasih ya"

"Sama-sama"

"Sekarang, fokus sama jalan aja ya"

Hahaha, Malik orangnya emang humoris!

Ku perhatikan daritadi, Bianca terus menatap Bryan, dan Zio menatap Bianca. rasanya aneh, sepertinya telah terjadi cinta segitiga, diantara mereka bertiga.

"Kalian masih kuat jalan? atau mau istirahat dulu?"

"Istirahat bentar, Sal. liat tuh muka Bianca, keliatan capek banget!" 

Mendengar ucapan Bryan, Bianca langsung sedikit melotot.

"Apa sih!"

"Julid amat"

"Udah deh, kita istirahat disini dulu. lagian ini udah malem banget"

"Woke"

Kami semua mendirikan tenda, lalu beristirahat.

Seperti biasa, para wanita sudah masuk ke tenda, dan kami laki-laki menjaganya diluar.

"Hey, Bryan!"

"Yoi, Zi. ada apaan nih?"

"Gak sih, dari awal kami dateng, lu kok ngeliatin Bianca mulu ya bro? suka lo?"

"Sok tau sih, eh lu bisa ngomong lo-gue. hahaha"

"Emangnya kenapa? keberatan lo?"

"Dih, gak lah. heran aja sih, biasanya ngomong aku-kamu"

"Itu buat cewe, buat cowo lo-gue, hahaha. btw, lu belum jawab pertanyaan gue. suka lo sama Bianca?"

"Heum"

"Heum, apaan? lebih baik sih, lo jauhin dia"

"Lah, kenapa? pacarnya?"

"Hey, bro! ngapain nih bisik-bisik berdua"

"Eh Malik, sini bro. ngobrol, hahaha"

"Daripada ngobrol, mending bantuin Faisal sama Alfa nyalain api unggun"

"Bryan, sana bantuin!"

"Ngomongin apa barusan, Zi?"

"Gak kok, cuma ngobrol biasa sih. gimana anak cewe udah tidur?"

"Belum, mereka mau masak mie dulu, katanya"

"Woke, deh. mereka pasti lapar"

....

"Mau dibarengin, atau dipisah nih?"

"Barengin aja, Ra"

"Kalo aku pisah ya, Ra"

"Sungkem sama tuan putri, haha" Mia mulai menyindir Bianca.

"Bi, jangan dibales. sabar ya"

"Hufss, iya Fir. makasih dah ngingetin"

"Fir, kamu dibarengin atau pisah?"

"Terserah kamu aja, Ra"

"Woke, sip!"

Setelah selesai makan, kami bersiap untuk tidur. 

"Sunyi banget, apa Zio sama yang juga tidur ya? hm"

"Gak bisa tidur, aku"

"Keluar aja deh, pengap di dalem. Zio?"

"Loh, Fir. belum tidur?"

"Udah sih, ini kebangun. rasanya rindu banget sama keluarga, terutama ibu"

"Kapan ya, kita pulang"

"Sama, mereka pasti khawatir banget"

"Hm, udah jangan sedih. ini udah di pos 3, udah deket"

"Iya, tapi-"

"Udah, Fir. tidur sana, jangan mikirin apa-apa"

"Iya deh. eh ngomong-ngomong yang lain kemana? tidur?"

"Iya, ngantuk katanya"

"Gak takut sendirian? inget loh kita lagi ada dimana, hihi"

"Kamu nakut-nakutin aku, sedangkan dibelakangmu ada beberapa kepala, tanpa badan"

Medengar ucapan Zio, sontak aku memeluknya.

"Aaa, Zio!!"

"Ngapain, dih. hahaha"

"Zio, ih!"

"Cuma bercanda kok, lepasin buka mahram"

"Oh, iya. aduh maaf ya, kamu sih"

Aku benar-benar malu, dan salting.

"Aduh, ini gimana. malu-maluin banget sih relatenya!" batinku.

"Gak usah salting, aku ngerti kok. cepet tidur sana"

"Anu, anu, ehh iya, iya" aku benar-benar menjadi gugup.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status