Share

20. Kekacauan

Tanpa banyak bicara, Aku mencoba turun sendiri untuk yang kedua kalinya. Hanya saja, kali ini Aku melakukannya dengan penuh perhitungan.

Happp...

Aku turun dengan ancang-ancang dan kedua tangan yang ku jadikan pegangan di sisi brankar. Tanpa ku kira sebelumnya, Ruslan membantuku dengan mengangkat bobot tubuhku dari sela kedua tangan, sampai badanku sempurna turun dari brankar.

"Terima kasih," ucapku tulus. Namun, rasa Terima kasih yang kuwakilkan lewat kata-kata, tak jua mendapatkan respon sepadan dari Ruslan.

Aku pun segera duduk di atas kursi roda yang sudah di stel dalam keadaan rem terpasang. Sedangkan Ruslan, Ia memperhatikanku seolah tak boleh ada kejadian terjatuh lagi, atau darah naik lagi ke selang infus.

"Aneh," gumamku dalam hati. Orang ini lah yang tiba-tiba datang membantuku dan begitu perhatian, namun orang ini pula yang tiba-tiba begitu dingin terhadapku. Ah, Aku tak mau ambil pusing, biarkan saja. Yang penting, dia tak berbuat jahat kepadaku.

Dari ekor mataku, ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status