Share

22. Perbincangan

"Aku enggak tahu kamu bakalan bertahan sampai kapan," ucap Zen membuatku mengerutkan kening. Lelaki yang ada di hadapanku ini bukannya menjawab pertanyaanku, tapi malah membuat prasangka lain.

"Maksudnya, bertahan dalam apa?" tanyaku ingin memastikan. Apa pikiranku tepat jika Ia akan menyerah dalam pengobatan Mama. "Tidak... tidak!" gumamku dalam hati seraya menggelengkan kepala.

"Kenapa geleng-geleng? Kamu enggak akan bertahan ya?" tanyanya lagi.

Aku tak ingin menjawab pertanyaannya tentang gelenganku. Aku hanya ingin memastikan bahwa Ia tak akan menyerah, alias bertahan dalam membantu pengobatan Mama.

"Bertahan dalam hal apa?" tanyaku sekali lagi.

Zen menarik diri dari senderan kursi. Kini, Ia menegakkan duduknya, kemudian mengatakan hal yang langsung terasa menusuk di otakku.

"Bertahan dalam keadaan bebas." Setelah mengatakan hal itu, Ia pun kembali bersender seraya menyunggingkan senyum smirk nya.

"Bebas? Tolong perjelas ucapanmu!" pintaku.

"Wanita sepertimu, masa enggak ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status