Share

Bab. 25

Damar mengusap peluh yang bercucuran di dahi Arina. Nampak raut sendu itu menahan sakit. Tadi perawat mengatakan bila sudah bukaan tujuh. Namun saat ini sakitnya makin menjadi dan sering – sering.

“Operasi aja ya, Sayang! Mas enggak tega lihat Sayang kaya gini.” Netra Damar berkaca, melihat kesakitan yang dialami Arina demi melahirkan anak keduanya. Begini dulu Arina. Sesakit ini dulu yang dirasakan, bahkan mungkin lebih sakit, sebab tak ada suami di sampingnya, belum lagi harus menanggung rasa sakit dengan omongan tetangga. Karna saat itu dirinya melahirkan tanpa suami. Tentu tak luput dari pergunjingan tetangga disekitar. Kaca yang tadi mengaburkan pandangan Damar, akhirnya luruh. Mengingat semua kesakitan yang dialami Arina, yang disebabkan dirinya dulu.

“Enggak apa-apa, Mas. Mungkin karna ditunggui, jadinya agak manja dia.” Ucap Arina, mengernyit. Kembali rasa sakit itu datang.

“Maafin mas, Sayang!” Damar mengecup pipi putih yang telah berubah kemerahan, bersamaan dengan masukny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status