Share

Bab 4. Resmi Menikah

"Mengapa Anda malah merestui hubungan pernikahan mereka, Tuan Baskoro?" tanya salah satu sahabatnya yang selama ini selalu berada di dekatnya baik susah maupun senang. "Padahal, cucu Anda dan calon istrinya telah menipu Anda."

Baskoro yang sedang memegang alat pancing di tangannya melirik ke arah sahabatnya, Wiyoko. Dia kemudian tertuju kembali arah sungai yang biasa ia gunakan untuk memancing ikan bersama sahabatnya sambil menikmati angin malam. "Saya sebenarnya sudah tahu kalau mereka telah menipu saya sejak awal, Tuan Wiyoko," ucapnya. "Ditambah, informasi detail dari mata-mata saya semakin membuat saya semakin yakin kalau calon istri Bryan adalah orang yang saya cari."

Wiyoko menoleh ke arah Baskoro. Ada tanda tanya besar di kepalanya. "Maksud Anda apa?" tanyanya.

"Entah mengapa, setiap saya melihat calon istri cucu saya, membuat saya teringat akan seseorang."

Kedua mata Wiyoko pun langsung menyipit. "Siapa yang Anda maksud?" tanyanya.

"Seruni," jawab Baskoro dengan singkat.

"Seruni?" Wiyoko pun mencoba mengingat-ingat nama yang baru disebutkan oleh Baskoro. Tiba-tiba, perempuan pemilik nama itu muncul di kepalanya. "Apakah maksud Anda Seruni gadis desa itu?" tanyanya memastikan.

Baskoro mengangguk. "Iya, Tuan."

Wiyoko pun menepuk dahinya. "Astaga, sudah lama saya tak tahu kabarnya. Bagaimana ya kabarnya sekarang? Apakah dia masih hidup atau bagaimana?"

Baskoro menggeleng tanda tak mengerti. "Saya sendiri tak tahu, Tuan," ucapnya. "Semenjak saya menyuruhnya pergi dari kehidupan mendiang putera saya, saya benar-benar hilang kontak dengannya. Konon, dia menikah dengan pria lain dan tinggal di Myanmar. Dari hasil pernikahan itu, katanya dia memiliki seorang anak perempuan. Bahkan ada yang bilang kalau dia sudah tiada, tapi saya sendiri tak tahu secara pasti cerita yang sebenarnya. Sebab ceritanya masih simpang siur."

Wiyoko tiba-tiba merangkul tubuh Baskoro. Ia sangat tahu bagaimana kisah putera sahabatnya yang harus kandas karena perbedaan status sosial. Bahkan, karenanya sang putera juga melakukan bun*h diri saat istrinya sedang mengandung Bryan di usia 8 bulan. Kepergiannya dikarenakan rasa tertekan dan depresi yang berlebihan atas pernikahan paksa yang dilakukan oleh Baskoro sekaligus kepergian Seruni yang secara tiba-tiba dari mendiang Billy.

"Itulah kenapa, setelah putera saya tiada, saya tak akan memaksa cucu saya menikah dengan orang yang seperti apa. Mau dia keluarga kaya atau miskin, yang terpenting istrinya mampu mencintai Bryan dengan tulus. Sebab, saya tak mau kalau kejadian itu terulang kembali untuk kedua kalinya," lanjut Baskoro sambil berderai air mata. Lalu, dia pun segera mengusapinya. "Yang terpenting cucu saya tak menikah dengan keturunan Abraham saja," lanjutnya sambil tertawa kecil untuk menutupi rasa bersalahnya sekaligus rasa sedih atas masa lalu puteranya.

"Yang sabar, Tuan!" ucap Wiyoko sambil menepuk pundak Baskoro. "Anda jangan bersedih seperti itu. Ada saya di sini yang akan selalu menemani Anda."

Baskoro pun tersenyum lebar. Ia amat bahagia memiliki sahabat seperti Wiyoko.

"Omong-omong, apa yang membuat Anda teringat dengan Seruni, Tuan?" tanya Wiyoko.

"Wajahnya yang sangat mirip seperti Seruni."

"Mungkin itu hanya kebetulan. Dan calon istri cucu Anda hanya mirip saja. Kan katanya kita sendiri punya 7 kembaran di dunia."

Tiba-tiba, kail pancing milik Baskoro bergerak. Buru-buru dia beranjak dari duduknya.

"Woah! Ada yang gerak!" teriak Wiyoko.

Baskoro pun langsung menarik pancingnya. Sebuah ikan nila berukuran telapak tangan pria dewasa berhasil dia dapatkan.

Baskoro pun amat senang dan sangat kegirangan.

"Wiih! Besar juga hasil tangkapan Anda."

"Iya, Tuan!" seru Baskoro yang tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Lalu, dia memberikan ikan nila itu kepada Wiyoko. "Ambillah, Tuan. Ini adalah hadiah dari saya karena Anda mau menemani saya memancing di sela-sela kesibukan Anda menjaga sawah dan bebek-bebek Anda."

"Sama-sama. Mungkin lain kali Anda bisa menginap di rumah saya yang di desa. Di sana, saya akan menyuguhi Anda dengan suguhan hamparan padi yang sedang hijau dan air sungai yang begitu jernih."

"Pantas saja akhir-akhir ini Anda terlihat lebih muda, ternyata resepnya adalah tinggal di desa."

Wiyoko tertawa mendengar pujian sahabatnya. "Baiklah ...," ucap Wiyoko tiba-tiba. "Insyaallah saya akan datang ke pernikahan cucu Anda besok sekalian melihat semirip apakah Seruni dan calon istri Bryan."

***

Bunga duduk di samping kiri Bryan. Ia terus menundukkan kepalanya karena sangat malu. Apalagi, pakaiannya menurutnya terlalu terbuka.

"Baik, pengantin wanita sudah datang dan prosesi ijab kabul akan segera dimulai," ucap sang penghulu yang akan menikahkan Bryan dan Bunga. Lalu, dia meraih tangan Bryan yang sudah siap di atas meja. "Bismillahirramanirrahim, saya nikahkan dan kawinkan engkau, Bryan Bahuwirya binti almarhum Billy Bahuwirya dan Bunga Kenanga binti almarhum Abdurrahman dengan mahar uang tunai sebesar 100 juta rupiah dibayar tunai."

Dengan mantap, Bryan mengucap ijab kabul tersebut, "Saya terima nikah dan kawinnya Bunga Kenanga binti Abdurrahman dengan mahar uang tunai senilai 100 juta dibayar tunai."

Sang penghulu pun langsung bertanya kepada para saksi, termasuk kepada Baskoro. "Bagaimana saksi? Sah?"

"Sah!" ujar Baskoro.

"Alhamdulillah, sekarang kalian sudah resmi menjadi pasangan suami istri," ujar sang penghulu. "Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah."

"Amin."

Bryan pun beralih kepada Bunga. Ia amat penasaran dengan riasannya. Sebab, kata pengawalnya, Bunga begitu cantik di hari pernikahannya. 'Secantik apa sih orang ini?' batinnya. Ia kemudian mulai membuka weddinng veil pada kepala Bunga.

Deg!

Deg!

Deg!

Tubuh Bryan langsung kaku seketika. Paras Bunga terlihat cantik dengan riasan nude di wajahnya. 'Iya, dia sangat cantik ternyata,' batinnya.

Bunga pun tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ia kebingungan karena Bryan yang mendadak terdiam membisu. "T-T ...." Bunga mendadak terhenti. Sebab, dia tak mungkin memanggil Bryan dengan sebutan 'Tuan' di hadapan para tamu. "Mas ...," ucapnya kemudian. "Mas Bryan, kenapa diam saja?"

Bryan tersentak. Lalu, dia segera membuang muka. "Gak ada."

***

"Ya! Istri Bryan hampir mirip 100% seperti Seruni, tapi yang aneh malah nama ibunya. Kenapa malah namanya Asti Ningrum? Bukannya namanya Seruni Widodo?" tanya Wiyoko kepada Baskoro. "Bagaimana ini, Tuan?"

"Benar kan dugaan saya?" tanya balik Baskoro. "Yang terpenting sekarang kita gali lebih dalam tentang keluarganya. Kali saja ibunya ada hubungan dengan Seruni."

***

Detak jantung Bryan terus berdetak kencang mengenang wajah cantik Bunga. Rasanya dia seperti jatuh cinta pandangan pertama kepada Bunga. "Sialan! Aku pokoknya tidak boleh sampai suka sama perempuan bodoh bin jelek itu!" ucapnya pada dirinya sendiri. "Ayolah, Bryan, kau harus buang-buang jauh pikiran itu. Kau harus tahan. Baru saja kau menikah. Ingatlah, kau ini sukanya dengan Cassandra. Bukan Bunga Kuburan."

Tiba-tiba ...

Pintu kamar Bryan terbuka lebar. Masuklah Bunga yang sudah selesai berganti pakaian dan make up.

"Heh!" ucap Bryan kepada Bunga. "Anda tak punya sopan santun ya? Kalau mau masuk ke kamar saya ketuk dulu."

Bunga pun menunduk. "Maaf, Tuan, mana ada saya mengetuk pintu kamar Anda?" tanyanya. "Kita kan sudah resmi jadi suami istri. Kalau saya mengetuknya, apa tak terasa aneh dan membuat orang-orang curiga dengan kita?"

Kedua mata Bryan menyipit. 'Ada benarnya kata babu jelek satu ini,' batinnya. "Ya sudah!" ucapnya kepada Bryan. "Kali ini saya maafkan Anda, tapi ...."

"Apa Tuan?"

"Ke depannya saya mau Anda menghadap pintu saat hendak masuk ke sini. Lalu, Anda tutup dan tanyakan apakah ada saya atau tidak di belakang Anda."

Bunga pun mengangguk. Meski permintaan Bryan sedikit aneh, tapi ia iyakan saja.

"Oke, Anda sekarang boleh istirahat. Tempat Anda adalah di sofa itu!" Tunjuk Bryan pada sofa di dekat pintu kamarnya. Kemudian dia menuju ke arah lemari kamarnya dan menunjuk sebuah lemari yang sudah penuh dengan pakaian Bunga. "Dan ini adalah lemari Anda. Tadi pelayan saya yang meletakkannya."

"B-baik, Tuan."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status